web widgets

indahnya orang yang ikhlas

Orang yang Ikhlas itu keren. Dicaci atau dipuji, rasa hatinya tetap dalam kontrol. Ketika ada orang yang menghinanya, maka si pnghina seperti sdang menghina udara yang diliputi bukit-bukit gunung, sesuatu yang tak tampk tp memesona, sehingga kehinaan itu kembali pada si pnghina. Seperti Gema. Orng yg ikhlas itu keren. Ktika ia menyukai kekayaan, maka kkyaan pun berbondong bon dong mnghampirinya. Tapi si ikhlas tidak kemaruk, ia pilih kkayaan yg hall dn bermanfaat saja bagi dirinya dan semesta. Shingga justru, bukan si ikhlas yng sibuk mengejar kekayaan, tpi para kekayaanlah yg unjuk gigi di hadapannya. "Pilih aku saja!" begitu pinta beberapa kekayaan yg brburu sentuhan si ikhlas. Orang yang ikhlas itu keren. Ketika ia menyukai sese orang maka yang disukainya mrasa trmagnetisasi dan ingin mndekatinya. Yang disukainya merasa aman jika berdekat-dekatan dengan org yg ikhlas. Sulit menolak cinta orng yang ikhlas. Orang yang ikhlas itu keren. Ddanya lpang. Nafasnya penuh kemaafan. Langkahnya ringn dn trarah. Ia tdk merasa bingung dengn dirinya, sebab ia hanya mrasa mnjalani hidup yang sudah diaturNya. Dia ber gerak bukn krena keinginnnya, tapi ia bergerak karena Tuhan mnggerakknnya. Jd, grkannya nyris sulit brnuansa kesiasiaan apalagi bermaksiat. Mengapa demikian, karena ikhlas itu itu kosong (bersih) dan berada di bawah (tawadhu). Sedangkan energi pun air menglir ke tmpt yng kosng dn rendh. Sehingga
brbondong-bondonglh energi
kehidupan menghampirinya,
sehingga saking banyaknya, ia
pun terus berbagi ke semesta.
Dn jika pun ada energi negatif
yg turut hadir, maka otomatis
trpental darinya, sebab wadah
hati yg kosong dan rendah itu
sudah disaring oleh istighfar
yang penuh dengan kemaafan.
Ya Allh, jadikanlah kami orang
yg ikhlas, dan berikanlah kami
tanda-tandanya, dan jauhknlh
kami dari kmusyrikan, kesom bongan, dan kemunafikan....
Wallahu alam

ketika masalahmu tak kunjung dapat solusinya

Coba lakukn bbrpa hal berikut ini, insya Allh akn mengundng Allh untk mmbntu mnylesaikn maslah-msalhmu, ssulit apapn masalh yg sedang kau hadapi... 1. Terima dulu, masalahmu sepenuhnya. jangan salahkan siappaun, karena masalah itu hadir karena perbuatanmu di masa lalu, Kecuali Allah sedng mengujimu. Tapi biasanya jika masalah lama tak jua selesai, berarti itu adalah karena dosa- dosamu di masalalu. Ya, msalh itu PANTS untkmu. 2. Istighfar 1000 kli atau sbnyak-bnyknya smbil mngingat berbagai dosa (besar atau kecil) yang pernah dilakukan. Istighfar dgn suara berbsik tapi penuh dengan per mohonn kepada Allah. 3. Maaf kanlah semua orang yng telah menykitimu. Sbesar siapapun, dn sberat apapun ksalahnnya. Krna Allah suka memaafkan kesalhn kita jika kita pun suka mmaafkn kslahn org lain.4.Ber sdekahlh. sebesar mungkin se mmpunya, insya Allh mkin bsr sdekhnya, mka aan mngangkt brbgai kotorn di hati, shingga hati lebih plong dan pasrah.5.Lpaskn berbagai rsa mmiliki, ingatlh kt ini tdak punya apa apa, smua milk Allh, bahkan hidung kita pun hanya amanh, bukanlah milik kita. Biasanya kt punya mslh. tkut khilangan,pdahal kita tk prnah memiliki apapun, so kenapa harus tkut kehilangn? 6.Tawakkal penuh kepada Allah, pasrh total 100 % 7. Ingat poin 4, sedekah dn bantu orang lain yang membu tuhkan bntuan, bukn yg skdar menginginkn bntuan.8. Sholat Fardhu Khusyu plus Sunnah Qobla dan Ba'diyahnya, yang pria jamaah di masjid, WAJIB !9. Lakukan Sholat Taubt 10. Lkukn Sholat Hjat 11. Rutinkn Sholt Thajjud plus Dhuhanya 12. Kurangi mnikmti yg enak-enak dari sudut pandng jasadi. Seperti Kurangi makan yng tak prlu (Conth ngemil, atau mkan nambah-padahl spiring cukup, atau makan yang terlalu enak berlemk ). Kurangi atau hindri nontn film, sintron, dn men dengar musk. lbh baik mmbca Alquran dan bersikir istighfar 13. Jngn dipikirin masalahnya, yag penting lakukan saja ke12
langkh di ats, sebb klo dpkrin berarti tidak sedng mlakukan 12 langkah di atas dengan totalitas. Insya Allah, kalau di dawamkan- dirutinkan selama satu bulan, maka insya Allah masalah selesai. tpi kalau Allah
berkehendak kurang dari satu
pekan pun masalah kita sudah
dibantu diselesaikanNya...
Wallahu alam

Muhasabh adalah introsveksi diri

Kondisi perkembangn dewasa ini di Indonesia suhu politik yang kian memanas, ekonomi snntiasa Psang srut, fenomena alam seprti gempa, banjir,tnah longsor seolah kita tidk mmpu menolaknya, belum lagi krena mmang ada 'human error' dlm pnglolaan. Smua kjadian dalm keseharian sangat brpngaruh pd kmmpuan kjwaan yg trdiri, kognisi, afeksi dan konasi. Pda sisi kognisi kita dituntut mncri pnylsaian atau problm solving, pada sisi afeksi bgaimana kita mngelola emosi dn pda kndisi dituntut bertindak yang nyata. Untuk itu prlu dicoba menggu nakn pendkatn 'self help' untk mengoptimalkan kemampuan jiwa kita. Maka disinilah mnjdi penting peranan muhasabah. Muhsabh mnurt Ibnu alQayyim brarti brhenti sejenak, disaat kita memiliki lintasn ke inginn mlakukan sesuatu. Pemberhen tian trsbut untuk menim bang dn brpikir, apkh pkrjaan trsbut brguna atau tdk. Semen tara menurt Ibnu Taimiyah berpan dangan bhwa muhasbh disbut juga dengan self critism' atau self interro gation merupakan agnda kgiatn yang dilakukan oleh seseorang setiap hr, stiap saat utk mnlai baik atau burk, benar atau salah. Selain itu jg sbagai bntuk rsa syukur kpada Allh SWt sgla klimpahn krunia Nya dn mmohn ampun segala kesalahan. Muhasabh ini mnjdi sangat pnting kt lakukn sebgai bntuk ketaatan kita kpda Sang Khaliq shngga muhasabah akn memiliki mnfaat dlm khidupan sehari-hari kita diantranya. 1]. Usha utuk meningktkan kmam puan kcerdasn emosional kita seperti sabr dn ikhls. 2]. Mning katkan kemampuan evaluasi diri terhadap apa dan bgaimna hri ini utk menyiapkn hr esok. Sa'id Hawwa1998 mngutip fir man Allah Swt dalam bukunya Tazkiyatun Nafs' tntng keuntu ngan muhasabh yaitu, Hai org orang yng beriman, brtaqwalh kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yng telah diperbuatnya untuk hari esok.(QS. al-Hasyr:18). 3]. Ibarat lampu, muhasabh adlh lmpu yang menerangi dirinya sndiri dngn melalui mengingat kan dn menasehati diri sndiri, sprti firman Allah SWT Sesung guhnya orang yg brtaqwa bila mreka ditimpa was-was, mrka ingt Allh. Maka ketika itu juga mreka melihat kesalahan kesa lhannya (QS. al-A'raf :201).4]. Mmbawa kedamaian dan kete nangan hidp.5]. Terhindar dari distress dn strain exprssed. Itu lah Muhasabh bg khidupn shri hari kita sngat brguna dn sngt brmanfaat sebagai salah satu cara pemecahan masalah, klau kita berikhtiar semua masalah akan bisa diselesaikan dengan baik. Sbagaimana Firman Allah SWT 'Allh tidak akan mmbebni seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..'(QS. al- Baqarah: 286).

Sulitnya bertaubat bagi ahlul bid 'ah

Ahlul bid’ah tidak akan bertaubat selama ia menilai bahwa itu merupakan amalan yang baik. Karena taubat berpijak dari adanya kesadaran bahwa perbuatan yang dilakukan itu buruk. Sehingga dengan itu ia bisa bertaubat darinya. Jadi, selama perbuatan itu dianggap baik padahal pada hakikatnya jelek- maka ia tidak akan bertaubat dari perbuatan tersebut. Akan tetapi taubat adalah sesuatu yang mungkin (dilakukan) dan terjadi, yaitu jika Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah dan bimbingan kepadanya hingga ia dapat mengetahui kebenaran. Hal itu sebagaimana banyak diriwayatkan dalam kitab-kitab shahih dan lainnya dari hadits Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu dan Abu Said Al Khudri Radhiallahu’anhu dari nabi Shallallahu’ alaihi wasallam bahwa beliau Shallallahu’alaihi wasallam pernah menjelaskan tentang kaum khawarij . Beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, إِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ صَلاَتَهُ مَعَ صَلاَتِهِمْ وَصِيَامَهُ مَعَ صِياَمِهِمْ، يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجاَوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ “ Sesungguhnya ia mempunyai para pengikut yang salah seorang dari kalian merasa shalatnya tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat mereka, shaumnya tidak ada apa-apanya dibandingkan shaum mereka. Mereka (selalu) membaca Al Qur`an namun tidaklah melewati kerongkongan ( tidak dihayati dan dipahami maknanya, pen). Mereka keluar dari (prinsip) agama sebagaimana keluarnya (menembusnya) anak panah dari tubuh hewan buruan .” (HR. Al-Bukhari no. 3610 dan Muslim no. 1064) Dan mereka para shahabat Rasulullah Shallallahu’ alaihi wasallam, dan nabi Shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda tentang mereka dalam hadits shahih, سَيَخْرُجُ قَوْمٌ فِي آخِرِ الزَّمَانِ، أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَاهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ مِنْ قَوْلِ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ لاَ يُجَاوِزُ إِيْمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، فَأَيْنَمَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّ فِي قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ “ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda umurnya tapi bodoh pemikirannya. Mereka berbicara seperti perkataan manusia yang paling baik. Keimanan mereka tidak melewati tenggorokannya. Mereka keluar dari (prinsip) agama ini seperti keluarnya anak panah dari buruannya. Di mana saja kalian temui mereka, bunuhlah mereka. Sesungguhnya membunuh mereka akan mendapatkan pahala pada hari kiamat .” (HR. Muslim) Oleh karena itu, para imam kaum Muslimin - seperti Sufyan Ats Tsauri Rahimahullahu Ta’ala- berkata, “sesungguhnya kebid’ahan itu lebih disukai iblis daripada kemasiatan. karena seseorang (sulit) bertaubat dari berbuat bid’ah. Sedangkan maksiat (lebih mudah) untuk berbuat darinya.” Makna ucapan mereka: “(sulit) untuk bertaubat dari kebid’ahan “, karena orang yang berbuat bid’ ah telah menjadikan apa yang tidak disyariatkan oleh Allah Tabaroka wata’ala dan rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam sebagai ajaran agama. Amalan buruk telah dibuat indah dalam pandangannya. Seolah amalan itu baik, sehingga pelaku perbuatan tersebut tidak akan bertaubat selama ia menilai bahwa itu merupakan amalan yang baik. Karena taubat berpijak dari adanya kesadaran bahwa perbuatan yang dilakukan itu buruk. Sehingga dengan itu ia bisa bertaubat darinya. Atau orang tersebut meninggalkan amalan baik yang diperintahkan, baik yang diwajibkan atau disunnahkan agar ia bertaubat, kemudian mengerjakannya. Jadi, selama perbuatan itu dianggap baik -padahal pada hakikatnya jelek- maka ia tidak akan bertaubat dari perbuatan tersebut . Akan tetapi taubat adalah sesuatu yang mungkin (dilakukan) dan terjadi, yaitu jika Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah dan bimbingan kepadanya hingga ia dapat mengetahui kebenaran. Sebagaimana hidayah yang telah Allah Ta’ala berikan kepada orang- orang kafir, orang-orang munafik, dan sekte-sekte ahli bid’ah sesat lainnya. Ini terwujud dengan cara mengikuti kebenaran yang telah ia ketahui. Maka barangsiapa mengamalkan apa yang telah ia ketahui, niscaya Allah Ta’ala wariskan ilmu yang belum dia ketahui, sebagaimana firman Allah ta’ ala, وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ “ Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya .” ( Muhammad: 17) Dan firman-Nya, وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا وَإِذًا لآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا “… Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka) , dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus .” ( An Nisa: 66-68) Dan firman-Nya, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ “ Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ,” (Al Hadid: 28) Dan firman-Nya, اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “ Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya .” (Al Baqarah: 257) Dan firman-Nya, قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ “… Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus .” (Al Maidah: 15-16) Hal-hal yang mendukung pernyataan di atas banyak sekali di dalam Al Quran dan As Sunnah. Sebaliknya orang yang berpaling dari mengikuti kebenaran yang telah dia ketahui, dikarenakan mengikuti hawa nafsunya, maka hal itu akan melahirkan kebodohan dan kesesatan. sehingga hatinya tidak akan melihat kebenaran yang demikian terang, sebagaimana firman Allah Tabaroka wata’ala, فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ “… Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik .” (Ash Shaff: 5) Dan firman-Nya, فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ “ Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta .” (Al Baqarah: 10) Dan firman-Nya, وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَتْهُمْ آيَةٌ لَيُؤْمِنُنَّ بِهَا قُلْ إِنَّمَا الآيَاتُ عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ أَنَّهَا إِذَا جَاءَتْ لا يُؤْمِنُونَ وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu tanda-tanda pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: “ Sesungguhnya tanda-tanda itu hanya berada di sisi Allah”. Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila tanda-tanda datang mereka tidak akan beriman. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya ( Al Qur’an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sa ngat.” (Al An’am: 109-110) Oleh karena itu, sebagian ulama salaf seperti Said ibnu Jubair Radhiallahu’anhu berkata. “ sesungguhnya di antara pahala kebaikan adalah kebaikan sesudahnya, sesungguhnya di antara balasan dari kejelekan adalah kejelekan yang datang setelahnya .” Sumber: chm sunniy-salafy Disalin dari kitab At Tuhfatul Iraqiyyah yang ditulis Syaikhul Islam ibnu Taimiyah, Edisi Indonesia Amalan-Amalan Hati, Penerjemah Abu Abdillah Salim Subaid, Penerbit Pustaka Ar Rayyan , halaman 14-18 , Judul oleh Akibat Menganggap Baik Perbuatan Buruk (Bid’ah) dan Cara Bertaubat Darinya. Baca risalah terkait ini: MACAM-MACAM BID’AH.

sabit di pelupuk mata

matanya menatap sepi menutup kelopak perlahan angin senja brhmbus mmbius langit memekikan petir tanpa guruh tangan kanannya diacungkan menuding langit melompat cahaya sekilas mnjalari tubuhnya belingsatan kmposisi warna cahaya tubuh berguncang sesaat kemudian diam diam untuk menyimpan menyimpan segala kesan buat bekal nanti malam bulan sabit masih sipit jaln brjinjit menuju timur menjemput datangnya malam ingin segera bertemu rindu rindu menggebu berhenti di batas dini matanya menatap sepi mnutup kelopak perlahan angin malam brhembus membius apa kabar shaummu demikian katanya

puji

Janganlah engkau memuji kecantikan pelangi.Tapi pujilah Allah yg menciptakan langit dan bumi. Jangan masukkan namaku dihatimu. Tapi masukkan nama Allah hingga hatimu tenang.jangan sedih jika cintamu didustakan.Tapi sedihlah jika engkau mendustakan Allah. Ya Allah yg maha rahman dan rahim.Jangan jadikan hatiku bagai batu yg mengeras,hingga lupa akan rahmatMU.

Ibadah serta sehat adanya

Untk mmadukn antara ibadah dan mendapatkn manfaat bagi kesehatan tubuh kita, berikut ini ada bberpa tips agar puasa sehat di bulan ramadan 1431 H ini: Senang hati menyambut Ramadhan Dengan perasaan senana hati menyambut puasa Rmadhn trnyta snat brpngruh pd kualits berpuasa. Epinefrin terduksi, endorpin dn aktivitas glukagon mningkt shngg tubh lbih kuat mnghdpi puasa. Lbih hbatnya lg trnyata orgn-organ tubuh kita sangat snang menghadapi puasa. Lambung, usus, ginjal,liver, kulit adalh 5 organ yang paling senang menghadapi puasa setelah mereka diporsir tiada henti di bulan-bulan sebelumnya. - Jgan tinggalkan sahur Sahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah puasa Romadhon yang sangat disarankan, dalam sebuah Hadist disebutkan bahwa Rasulullah SAW Bersabda: Sahurlah kamu, karena dalam sahur itu terdapat berkah yang besar. Kenapa sahur penting bagi kita yang menjalankan puasa?. Saat menjalankan puasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi kurang lebih selama 14 jam. Untuk itu supaya tubuh dapat menjalankan fungsi dengan baik, sel-sel tubuh membutuhkan gizi dan energi dalam jumlah cukup. Untuk menu sahur sebaiknya pilih makanan berserat dan berprotein tinggi, tapi hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis . - Hindari Makan Makanan yang Manis saat Sahur Banyak makan makanan manis disaat sahur akan membuat Anda cepat lapar disiang hari. Makanan manis membuat tubuh bereaksi melepaskan insulin secara cepat, konon insulin berfungsi memasukkan gula dari dalam darah kedalam sel- sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Sedangkan makan makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat dan membantu insulin dikeluarkan secara bertahap. Untuk membuat energi dari sahur tahan lama, dan bersahurlah lebih akhir saat mendekati imsak .- Jangan tunda Berbuka Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, tentunya energi kita banyak terkuras, untuk memulihkan energi kembali, saat berbuka makanlah karbohidrat sederhana, yang terdapat dalam makanan manis. Maknn yng mngandung gula mengembalikan secara instant energi kita yang terkuras seharian, apalagi yang sedang melakukan travel jarak jauh. Tetapi usahakan menghindari minum es atau yang bersoda, karena jenis minuman ini dapat membuat pencernaan tak berfungsi secara normal dan mnyebbkan sirkulasi darah tidak optimal. - Makan Makanan yang Manis saat Berbuka Mengawali buka puasa dengan kurma dan air madu. Hal ini dpat memulihkn kadar gula darah dengan cepat. Eit, jangan langsung makan berat ya, sholat dulu. - Pilih konsumsi mknan Kurangi konsumsi makanan berlemak, maknn yg diawetkn, penyedap rsa, minumn brsoda dn bmbu berbau tajam (cuka, cabe dan asam). Cara makan yang sehat Kunyah makanan dengan baik agar kerja pencernaan menjadi ringn. Stu suap 33 kali kunyah. Pada malam hari usahakan juga untuk banyak minum air putih atau air madu untuk memperlancar peredarn darah dan mencegah dehidrasi.Jngan tinggalkan olahraga Mnjalnkan puasa bukan berarti berhenti total berolahraga. Justru aktivitas fisik ttap dibutuhkan untk mnjga klncarn peredaran darh agr kita tidk mudah loyo. Namun untuk urusan ini pilih olahraga ringan yng tak membutuhkan energi berlebih, seperti lari-lari kecil atau jalan kaki. Sebaiknya lakukan olahraga menjelang waktu berbuka. Tarawih juga merupakan aktifitas yang dapat menjaga kebugaran .- Kendalikan emosi Rasulallah bersabda bahwa puasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan nafsu. Dengan kata lain tujuan puasa adalah me-manage emosi, blajar bersabar dan berupaya mendekatkan diri kepada ALLAH . YUPZSecara psikologis ini mempengaruhi mental- spiritual kita, dengan mengendalian emosi mmbuat jiwa kita tumbuh lebih sehat, dan merasakan kedekatan dengan Allah membuat hati kita damai. ALLAHUMA AMIEN.

Ruang waktu yang terbang

Ruang waktu yang terbentang Memenjarakan Perasaan Cinta ku Berdiri dengan kaki cinta menopang dgan kekuatannya Menancapkan kata sehati dan tak pernah ingin mengingkari Lembut cinta menemani sang Putri kerinduan Kicauan Cinta dari hati yang lain Merdu terdengar ......Membujuk untuk merubah haluan Mencoba Menyandarkan Prahu Cintanya di hati Malaikat cinta... Matikan perasaan cinta ku Disaat. Cinta akan memalingkan wajahnya untuk cinta yang lain Biarkan lah dirinnya hangat Disaat.Kerinduan itu merendam kedalam jiwa Menemani pengharapan cinta untuk kekasih hati Meminta dengkuran kata- kata indh mu Untuk mendampingi hatiku yang rindu ini Menunggu Menunggu Mu datang d an memetikan bunga kerinduan Yang bersemi di hati ..Dan menyelipkan sekuntum diantara Hatiku. ... Hatimu Berlinang air matamu Membiaskan seuntai kata cinta Berkata melalu seikat prasaan yang ada Melantunkan alur cerita di atas sandiwara cinta Senyuman mu.Mengisyaratkan suatu keikhlsan Mmbimbingku masuk kdalam penggalan hati Yang ku cari slma ini Membelai mu adalh keinginan ku Ketidak beranian ku membakar hasrat yang ada Mmbalikn ketakutan menjadi seberkas cahaya Yang akn mnerngi mu Cinta Hdirnya akan dirimu ditengah hidup ku Memberi ku arti yang tidk aku ketahui Mnyadarakan aku dari fatamorgana cnta Krena kamu adalah "Mahakarya Cintaku.

Sem0ga di pahami untk kt smua tentang ceramah di sela sela Shalat Taraweh,

Pembaca yng dirahmati Allah Ta'alaa   Fenomena yng kita lihat di bulan suci Ramadhn di mna kebanyakan manusia bersemngat dlam menjalankn ibadah Tarawih sehingga hal ini dimanfaatkan para imam masjid atau ustadz untuk menympaikan tausiah di sela sela shalat Tarawih. Sebagian ulama ada yang melarangnya, sebagian lagi ada yang membolehkannya walaupun secara rutin sehingga waktu untuk shalat Tarawih sendiri tidak sebanding dngan waktu tausiah, belum lagi keyakinan sebagian orang bahwa hal ini wajib. Maka bagaimana hal itu ditinjau dari hukum syar'ie'? Beberpa ftwa sejumlah ulama dalam hal itu: Syeikh Utsaimin rahimahullah pernah ditanya: di tempat kami di Kuwait ada tausiah setelah empat rakaat dalam shalat tarawih, apakah ini diprbolehkn? dan jika boleh bgaimana seharusnya tausiah ini?   Beliau menjawab: Saya berpendapat sebaiknya tidak dilakukan. Pertama: karena itu bukan termasuk tuntunan para salafus shalih. Kdua: krna sbagian orang mungkin hanya ingin datang untuk tahajud (tarawih) lalu pulng krmhnya, maka hal ini akan menjadi rintangan dan membosankan bagi mreka, dn paksaan untuk mndengarkn tausiah ini, krna tausiah jika tidk diterima hati maka mudhartnya lbih banyak dripada manfaatnya, oleh krna itu Nabi saw selalu memilih wktu yang tept untk memberi nasihat kepada para sahabat karena beliau tidak ingin memberatkan merka maupun mngulng- ulang tausiah, maka saya berpendapat bahwa lebih utama ditinggalkan, dan jika imam ingin menyampaikan tausiah kepada jamaah shalat maka hndaknya mnjadiknnya di akhir waktu, yaitu apabila shalat telah selesai.   Syeikh Muhammad bin Utsaimin r.a ditanya tentang hal itu dalam (Pertemuan Terbuka:118). Dalam kesempatan lain beliau ditanya : apa hukum tausiah antara shalat tarawih atau di tengahnya dan dilkukn secara terus- menerus?   Maka Syeikh Utsaimin menjawab: "Adapun tausiah mk jangan, karena hal ini bukan termasuk tuntunan para salafus shalih, akn tetapi boleh memberi tausiah jika diperlukan atau kalau mau setelah selesai shalat Tarawih, tapi kalau hal ini dimaksudkan untuk ta'abbud (sbgai bentuk ritual wajib) maka hukumnya bid'ah, dn tanda mnjadiknnya sebagai ta'abbud adalah dngn merutinkannya setiap malam, kemudian kami ktkan: kenapa ya akhi kamu emberi tausiah kepada manusia? Barangkali sebagian org mmiliki ksibukan lain dan hanya ingin menyelesaikan shalat Tarawih lalu pulang ke rumah supaya dapat mengikuti sunah Rasulullah saw ( Barangsiapa shalat bersama hingga selesai maka ditulis untuknya seperti qiyamul lail spanjang malam). Jadi apabila kamu ingin menyampaikan tausiah dan ada setengah jamaah shalat yang menginginkan bahkan tiga perempat jama'ah maka jangan kamu halangi seperemptnya lgi untk pulang disebabkan keinginan tiga peremptnya, bknkh Rasulullah saw bersabda: (apabila salah seorang dari kalian menjadi imam shalat maka hendaklah dia meringankan karena dibelakangnya ada yng lemah, sakit dan punya keperluan), yakni: jangan kamu samakan orang dgn dirimu atau orang yang suka mndengar ceramah dan tausiah, ukurlah manusia dengn apa yg mmbuat mereka nyaman, shalatlah Tarawih dgn mereka dan apabila kamu telah slesai dan berpaling dari shalatmu dan orng-orng telah berpaling maka sampaikn apa yg km inginkan. Kita memohn kpd Allah supaya memberikan kepada kita ilmu yg brmanfaat dan amal shalih..."   Syeikh Al-Albani r.a pernah ditanya: Apakah imam msjid dlm shalat Tarawih boleh menyampaikan tausiah diantra rakaat shalat? Beliau mnjwb: boleh dan tidak boleh, apabila peringatan, perintah dn lrangn disbabkan adanya perkara penting yang tiba-tiba mk ini perkara wajib, adapun apabila itu dijadikan sebagai aturn kebiasaan.maka ini menyelisihi sunah.( Silsilah Huda wanNur: 656).   Syeikh Al-Albani r.a berkata: "Qiyam Ramadhan disyariatkn semata untuk meningkatkan taqarrub kita kepada Allh Ta' ala dengan shalat Tarawih, oleh karena itu maka kami tidak berpendapat untuk mencampur adukkan antara shalat tarawih dengan hal yang berkaitan dngan ilmu dan taklim dan semacamnya, seharusnya hanya diisi dengan shalt Trawih yang merupakan ibadh murni, adpun ilmu mka ada waktunya, tidak dibatasi dengan waktu, hanya perlu diperhatikan maslahat orang yang belajar, ini aslinya dan saya inginkan dari sini bahwa siapa yang membuat kbiasaan mengajarkan manusia diantra setiap raka'at seperti dalam shalat Tarawih dan itu dijdikn kebiasaan, maka itu termasuk perkara baru yang menyelisihi sunah". Disarikan dari kaset Silsilah Huda wan Nur nomer: 693 menit ke28 oleh Syeikh Al-Albani r.a.   Syeikh Jibrin r.a pernh ditanya: Apa hikmhnya Qiyam Ramadhn disebut dngn Tarawih? Dn apa pendpt anda bahwa yang lebih utama memanfaatkan wktu istirahat dalam shalat Tarawih dengan menyampaikan kalimat atau tausiah ?   Beliau menjawab: disebutkan dalam kitab Al- Manahilul Al-Hassan (dari Al-A'raj) berkata: kami tidak mendapati manusia melainkan mereka mengutuk orang-org kafir di Ramadhn, dia berkata: dahulu imam membaca surat Al-Baqarah dlm empat rakaat, dan apabila dia bngkit krakaat dua belas manusia mlihatnya telah meringankan, (dari Abdullah bin Abu Bakar) brkta: aku mendengar ayahku berkata: "dahulu kami dalam ramadhan keluar dari Qiyamul Lail lalu bergegas menyiapkan makanan, karena kuatir ketinggalan sahur"... dimana manusia dizaman sekarang meringankan shalat, yaitu mengerjakannya dalam satu jam atau kurang, maka tidak perlu lagi untuk dudk istiraht, karena mereka tidak mrasakan capek atau berat, akan tetapi yang lbih utama jika sebagian imam mmisahkn antara rakaat Tarawih dngn duduk istirahat, atau berhenti sebentar untuk istirahat, maka yg lbih utama duduk ini diisi dengan nasihat atau peringatan, atau mmbaca kitab yang bermanfaat, atau tafsir ayat yang dibaca oleh imam, atau tausiah, atau mengingatkan slh satu hukum syar'ie, sehingga mereka tidak keluar atau bosan. Wallahu A'lam.   Syeikh Al-Munajjid hafidhahullah pernah ditanya dalah situs Al-Islam Sual wal Jwb: Soal no:38025 mengenai penyampaian ceramah stelah empat rakaat dari shlt Tarawih yaitu apa hkum syar'ie ceramh yang disampaikan setlh empat rakaat dalam shalat Tarawih? Bliau mnjawab: Alhamdulillah, pelajaran yang disampaikan sebagian imam atau ustadz diantara rakaat shalat Tarawih tidk mengpa Insya Allah, yang lbih baik tdk dirutinkn, kuatir manusia meyakini bahwa itu sebagian dari shalat Tarawih, dan kuatir mereka menyakini kewajibnnya shingga barngkli mereka mengingkari orang yg meninggalkannya. Imam atau ustadz boleh saja menyam paikan tausiah kepda manusia sesuai yang mudh dari hukum syar'ie terutama masalah yang mereka perlukan dalam bulan ini dengan catatan untuk meninggalkannya sekali-kali sebagaimana disebutkan sebelumnya.   _____________________________________ ______ Kesimpulan: Sebgaimna kita lihat sebagian ulama membolehkan tausiah seperti ini dan sebagian melrangnya meski tidk secara mutlak, maka sebagai jalan tengahnya sebaiknya tausiah tersebut tidk dilakukan secara rutin supaya rang tidak mnyngka sebagai bagian dari Qiyam Ramadhan atau supaya tidak membosankan karena sebagian ustadz jika sudah menyampaikan kalimat atau tausiahnya tidak menyampai kan poin yang penting tetapi nglor ngidul shingga mmakan bnyak waktu, dengan dmikian orang yang hanya ingin shalat bersama imam hingga selesai supaya mndpt fadhilah shalat sepanjang mlm jadi dirugikan. Yang lebih utama lagi menjadi kannya setelah shalat Isya' sebelum tarawih sehingga bagi yang hanya ingin ikut shalat bisa keluar dan pulang terlebih dulu, atau menjadika nnya setelah shalat Tarawih smpurna wlaupun kbanyakan orng sudh keluar, tidk mngpa karena memang hal ini tidak wajib, bagi yag memang ingin mendapatkan ilmu dia tentu akan tetp duduk mendengrkn. Namun untuk melarangnya secara keseluruhani dengan alasan termsuk perkara bid'ah maka barangkali ini kurang bijaksana karena perbedaan pendapat ulama diatas, aplagi momen seperti Ramadhan ini adalah waktu yang tept untuk memberikan0 tausiah karena kebanykn mnusia bersungguh dalam beribadah di masjid. Mudah- mudahan amalan kita di bulan Ramadhan ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw Wallahu A'lam bishowab.

Syarat Amal Ikhlas

Bermula Ikhlas tiga perkara: 1. Ikhlas Mubtadi 2. Ikhlas Mutawwasid 3. Ikhlas Mumtahi Keterangan : 1. IKHLAS MUBTADI Suci daripada ria, hanya semata-mata karena Allah Ta'ala, karena mengharap dapat pahala hendak masuk Syurga dan takut akan azab Neraka. ( Ini semata2 syirik) Sebabnya syirik ialah : Ada maksudnya yang tertentu, yaitu dikerjakannya amal Ibadah itu, tetapi ada diharapkannya imbalan dari pada Allah Ta'ala. Tak obahnya Allah Ta'ala itu dianggapnya sebagai MAJIKANNYA dan dianggapnya dialah yang samasekali yang mengerjakan amal Ibadah itu. Kalau dianggapnya dialah yang mengerjakan segala amal ibadah itu, berarti adalah KEKUASAANNYA, disinilah jatuh kepada SYIRIKNYA. Dalam arti dia kuasa, Allah Ta'ala pun kuasa, berarti ada dua yang kuasa. Sedangkan kuasa adalah sifat Ketuhanan yang dimiliki Allah Ta'ala. Ini sama dengan ada 2 Tuhan. 2. IKHLAS MUTAWWASID Suci daripada ria, sam'ah hanya semata-mata karena Allah, mengerjakan suruh Allah, meninggalkan segala yang ditegah oleh Allah Ta'ala karena dia hamba Allah, bukan mengharapkan pahala hendak masuk Syurga dan bukan takut akan azab Neraka. (Ini termasuk syirik halus) Sebabnya syirik ialah : Dirasanya ada dia menerima segala yang datang dari pada Allah Ta'ala, itu seperti gerak. Kalau dianggapnya dia ADA, maka Allah Ta'alapun ADA. Sedangkan dia bukanlah ADA, tetapi yang DIADAKAN. Disinilah jatuh syiriknya. Dalam arti dia ada, Allah Ta'ala pun ada. Sedangkan ADA adalah sifat Ketuhanan yang dimiliki Allah Ta'ala. Ini sama dengan ada 2 Tuhan. 3. IKHLAS MUMTAHI Tiada menilik bagi dirinya AMAL, hanya memandang FI'IL (PERBUATAN) Allah Ta'ala yang terjadi pada dirinya. (Inilah yang bersih dari pada syirik). Maksud : Tidak ada dia mengharap apapun, hanya memandang FI'IL (PERBUATAN) Allah Ta'ala yang terjadi pada dirinya. Bahwasanya dia pun Ada karena yang Diadakan, dia Melihat karena Diperlihatkan, dia Mendengar karena Diperdengarkan. Dia sadar segala apa yang datang pada dirinya adalah dari Allah Ta'ala. Maka tak pantaslah dia mengharapkan apapun dari apa yang telah dikerjakannya karena itu semua dari Allah Ta'ala. Maka benar-benarlah Ikhlas hatinya mengerjakan segala Amal Ibadah yaitu Dari Allah, Dengan Allah, Kepada Allah. Walaupun kepada yang salah. Akan lebih mudah bagi kita untuk memahaminya jika kita sudah mempelajari Ilmu Tauhid. Semoga Amal Ibadah kita diterima di sisi Allah Subhanahu wata'ala. Aamiin.......

Nilai Amal/Doa. sesudahnya

SEMUA AMAL PERBUATAN DI NILAI MENURUT KSUDAHANNYA Bismillaahirrahmaanirrahiim. Sesungguhnya orang-orag yg mengatakan Tuhan kami ialah Allah,kmdian mrka brsitiqamh (brkettpnhti) maka malaikat- malaikat turun kepada mereka ( llu brkata): Jangnlh kmu tkut dan jngnlh kamu berduka cita dn brgembiralah dngan surga yg telh dijanjikan Allah kpdmu Kamilah pelindung- pelindung kamu dalam kehidupan dunia dan akhirat; didalamnya kamu memprolh apa yg kmu inginkn dan mmperolh(pula) didlmnya apa yang kamu minta. sebagai hidangan ( bagimu) dari Tuhan Yng Maha Pengmpun lgi Maha Penyayang (QS Fushilat (41) : 30-32) Sesungguhnya mereka yang sudah terdahulu kbaikan bagi mereka dari Kami,) mreka dijauhkan dripadanya. Mereka tdk mndngr bunyny( Jhnnam) sedang mereka kekal pada apa yang mereka inginkan sendiri. Kejutn yg bsar itu (hri kiamat) tidak akan menduka citakan mereka , dan malaikat malaikt menymbut mereka dan brkta. Inilah hari kamu yg tlh dijnjikn (QS Al –anbiyaa : 101-103) kebaikan yang dimaksud adlah taufik dn hdyh Allah SWT.Abul Hasan (alias Ali Bin Abi Thalib) menurut apa yang driwayatkn Bukhari dalam kitabur Raqqaq mengatakan sebagai berikut : Dunia pergi membelakang dn akhirat datng menghdp, maka jadilah kmu anak-anak akhirat dan jngnlh kamu mnjdi anak-anak dunia, krn sesungguhnya kehidupan skarng adalah amal tidak ada hisab, sedang besok hisab tdk ada aml. Hasan Basri mengatakan bahwa Kematian telah membuka kedok dunia yg sbnarnya dn tdk mmbiarkn rasa gembira apapun buat org yang berakal. Tiada negeri yng ditmpati oleh seseorang ssudh matinya kecuali negri Yg telah ia bangun sblum kematiannya.Jika ia membangunnya dngan baik,pula tmpt tinggalnya. Jika ia membangunnya dgan buruk akn kcewalh yg mmbngunnya. Harta yng kita himpunkn adlh untk ahli waris Dan rumh yang telah kita bngun akan menjadi puing-puing ssudah kematian kita. Kmanakah raja-raja yang dahulu brkuasa hingga penyaji minumnya menyajikan gelas kematian padanya? Antra kita dan orang lain, antara yang dianiaya dan yng menganiaya, antara org mukmin dan orang fasiq, antara orang kuat dan orang lemah, dan antra orang kaya dan orang miskin, trdpat saat kematian. Salah seorang ulma mngtakn, saat kematian adalah saat yang pdnya orang kafir berserah diri, orang fasiq mnjdi taat, org yg mmbngkng menjadi penurut, orang kuat mejadi lemah, dan orng- orang yang perkasa menyerah. Saat kematian adlh saat yg pdanya mnusia trbuang, lalu ia mncari amal, lalu tidak ditemukannya,kecuali hanya apa yang telah dilakknnya dhlu. Nbi Mhammd saw bersabda* Ssungguhnya ssorng diantara kmu benr-bnr tlh mngamlkn amln ahli surga shingga tidak ada jarak antara dia dn surga,kcuali hny shasta, lalu ktetapn mendahuluinya,kemudian dia melakukan amal ahli nrka, akhrnya dia mmsuki neraka. Ssngguhnya sseorang diantara kamu benar- benar mengamalkn amln ahli neraka, kcuali hny shasta, lalu kttapan mendahuluinya, kemudian dia mngamlkan amalan ahli surga, akhirnya diapun msk surga(HR Bkhri, Mslim, Ahmd, Abu dwud dll).Hl ini mngndung prtnyaan yang besar, yaitu bagaimana seseorang mngamlkan amalan ahli surga , sperti mengerjakan shalt, menunaikan zakat, puasa dn haji. Bagaimana seseorang melakukan suatu amalan dan org yag bertakwa menunaikan ketakwaannya dan orang yang berjihad mnunaikn ijtihadnya, tetapi manakala ruh sampai dikrongkongannya, ketetapan takdir tlh mendahuluinya, lalu merugilah ia terhadap amal yg dikerjakannya? Bgaimana pula sorang pndurhaka melakukan kedurhakaannya, orang yang zalim melakukan kzalimannya, memperkosa kehormatan dan mnglirkn darh, menyia-nyiakn shalat, dan main-main dengan hal-hal yang diharamkan, tetpi manakala sakratul maut dtang mnjmputnya dia msuk surga? Bukankah ini sulit dimengerti? Padahal Allah telah berfirman dalam kitabnya: Barangsiapa yg braml salh, mk (pahalanya) adalah untuk dirinya sendiri, dan berangsiapa yang berbuat jaht, mk (dosnya) atas dirinya sendiri , dan sekali-kali tidklah Tuhan-mu mnganiaya hamba-hambaNya (QS Fushshilat ( 41) : 46) Dan atas org-orng Yahudi kami hramkan apa-apa yg tlh kmi brikn kpdmu sebelumnya, dn kmi tdk mnganiaya merka, ttpi merekalh yang mnganiaya diri mereka sendiri(QS An-Nahl (16) : 118) Sbagai jawabannya dapat dikatakan bahwa makna hadist adalah bahw orng yang bersangkutan mengamalkan amln ahli surga pd lahiriahnya yg trlihat oleh orang lain,pdhl dalam batinnya trkndung ular, kalajengking dn kgelapn yang pekat. Demikian juga seseorng mengamalkn amln ahli neraka menurut lahiriahnya yg trlihat oleh orang lain, padahal dalam kalbunya terkandung kebaikan yg bnyk dan secara sembunyi sembunyi melalukan amal yag shalih, yang kelak saat skratul maut akn dibukkan oleh Allah.KAMU AKAN MELIHAT MNAKALA DEBU TRSINGKAPKAN APAKAH YG KAMU TUNGGANGI ITU KUDA ATAU KLEDAI. Hal ini baru trliht manakla ruh mnyesak sampai di kerongkongan. Allah telah berfirman :Maka mengapa Tidk (kamu kembalikan ruh ) apbla telah sampai dikerongkongan,sedang kamu pada waktu itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripda kmu tetapi kmu tdk mliht. Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah ), kamu mngmbaliknnya (ruh) jika kamu orang-orang yang benar ? (QS Al-Waqi'ah : 83- 87) Mkna hdis trsbut bhwa sbgian org ada yg mmprlihtkn kebaikannya dimta orang lain, padahal menurut pandangan Allah dia adlh org yang buruk. Manakala tiba saat kebenaran dan waktunya sudh dtng mka menjdi nyta lah kburukannya.Sebagian dari mereka perlu didatangkan mushaf kpadanya saat skrtul mautnya, llu dktkn: Ucpknlh LAA ILAAHA ILALLAAH, ini adalah Mushaf. Akan tetapi dia tidk mau mengatakannya, krna dia kafir kepada keesaan Allah dan ingkar kpd Al- Quran. Dia hidup munafik lagi tukang pamer, tidak mengenal Allah sama sekali. Adapun yang lain saleh , ttpi orang lain mengira bahwa dia org yg buruk,tetapi pada akhirnya dia bertaubat dan beramal baik, maka Allah tidak menghinakannya. Allah telah berfirman: Dan org-orng yang bersungguh-sungguh pd jalan Kami, sungguh akn Kami tunjukkan kepada mrka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah bersama-sama orng yng brbuat kbaikn. (QS Al-Ankabut (29) : 69 “ Barangsiapa yang suka brtemu degn Allah, Allah pun suka bertemu dengannya; dn brngsiapa yg benci brtemu dengan Allah , , Allah pun bnci brtemu dngnnya. (HR Bukhari, muslim, Ahmad ) Wallahualam bishawab ( Sumber : Aidh Al-Qarni;Cambuk hati

Setrees krna jauh dari agama

Dan brngsiapa braling dr pringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya pnghidupn yang sempit, dan Kami akan menghimpunknnya pada hari kiamat dalam keadaan buta... (QS. Thoohaa, 20 :124) " Barangsiapa yg Alloh menghendaki akan mmbrikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melpangkan dadanya untuk mmluk agama) Islam. Dan barangsiapa yg dikehndki Allh ksesatnnya, niscaya Alloh menjadikan dadanya sesak lgi smpit, seolh olh ia sdang mndki langit. Begitulah Alloh menimpakan siksa kpd orang- orang yang tidak beriman. (QS. Al An'aam, 6 :125) Keenggnan orang- orang yang jauh dari agama untk taat kepada Alloh menyebabkan mereka trus-mnerus menderita perasaan tidak nyaman, khawtir dan stres. Akibatnya, mreka terkena berbagai ragam penyakit kejwaan yg mwujud pada keadaan raga mereka. Tubuh mereka lebih cepat mnglmi krusakan, dan merka mengalami penuaan yang cepat dn melmh. Sbaliknya, karena org-orng berimn seht secara kejiwaan, mrka tidak terkena stres, atau brkcil hati, dan jasmani merka snntiasa prima dan sehat. Pengaruh baik akibat ketundukan mereka kepada Alloh, tawakal mereka kepada-Nya dan kpribadian kokh mrka, kmampuan melihat kebaikan dalam segala hal, dan ridho dengan apa yang terjadi sembari berharap akan janji-Nya, tercermin dalam penampilan raga mereka. Hal ini tentu saja dialami olh mreka yng menjalani hidupnya sesuai ajaran Al Qur'an, dan yang benar-benr memhmi agama. Tentu saja mrka pun dpt menderita sakit dan pd akhirnya mnglmi penuaan, nmun proses almiah ini tidak disrtai dengan keruskn pda sisi kejiwaan sbagaimana yg dialmi olh slainnya. Stres dan depresi, yang dianggap sebagai penyakit zaman kita, tidak hanya berbahaya secara kejiwaan, tapi juga mewujud dalam berbagai kerusakan tubuh. Gangguan umum yg terkait dengan stres dan dpresi adalah beberapa bentuk penyakit kjiwaan, ktergantungan pada obat trlarang, gangguan tidur, gngguan pada kulit, perut dan tekanan drah, pilek, migrain [skit kepala brdenyut yang terjadi pada salah satu sisi kepala dan umumnya disertai mual dn gangguan penglihatan], sjumlah penyakit tulang, ktidakseimbangan ginjal, ksulitn brnaps, alergi, srngn jantung, dan pembengkakan otak. Tentu saja stres dan depresi buknlh satu-satunya penyebab semua ini, namun scara ilmiah telah dibuktikn bhwa pnyebb gangguan-gngguan kesehatan semacam itu biasanya brsifat kjiwaan. Stres, yang mnimpa begitu banyak orang, adalah suatu keadaan btin yng diliputi kkhawtirn akibat perasaan seperti takut, tidak aman, ledakan prsaan yg brlebihan, cmas dn berbagai tekanan lainnya, yang mrusk keseimbangan tubuh. Ketika seseorang menderita stres, tubhnya breaksi dan mmbangkitkn tanda bahaya, sehingga memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh: Kadar adrenalin dlm alirn drah mningkt; pnggnaan energi dan reaksi tubuh mencapai titik tertinggi; gula, kolesterol dan asam lemak tersalurkan ke dalam aliran drah; tekanan darah mningkt dan dnyutnya mngalami perceptn. Ketika glukosa tersalurkan ke otak, kadar kolesterol naik, dn semua ini memunculkan masalah bagi tubuh. Olh krna stres yg parh, khususnya, mengubah fungsi- fungsi normal tubuh, hal ini dapat berakibat sngt burk. Akibt stres, kadar adrenalin dan kortisol di dlm tbuh meningkat di atas batas normal. Peningkatan kadar kortisol dalam rentng waktu lama berujung pada kemunculan dini gangguan-gangguan seperti diabetes, penyakit jantung, tkanan drh tnggi, knker, luka pd prmkaan dalam dinding saluran pencernaan, pnykt prnapsn, eksim dn psoriasis [sejenis penykit kulit yang ditandai olh pmbentukan bintik-bintik atau daerah berwarna kemerahan pada kulit, yg trtutpi oleh lapisan tnduk berwarna perk]. Kdar kortisol yang tinggi dpt brdampk pd trbunuhnya sel-sel otak. Sejmlh gngguan akibat stres digambarkan dalam sebuah sumbr sbagaimna berikut: Terdpat kaitn pnting antra stres dan tgang [ penegangan], serta rasa sakit yg ditimbulkannya. Penegangan yang diakibatkan stres berdampak pada penyempitan pembuluh darah nadi, gangguan pd alirn darh ke daerh-daerh trtntu di kpala dan pnurunn jumlah darah yg mngalir ke daerah trsbut. Jk suatu jaringan mengalami kkurangn drah hl ini akan lngsung berakibat pada rasa sakit, sebab suatu jringn yg di satu sisi menglmi penegangan mungkin sedang membutuhkan darah dalam jumlah banyk dn di sisi lain telah mndptkn pasokan darah dalam jumlah yang kurang akan merangsang ujung-ujung saraf penerima rasa sakit. Di saat yg sama zat-zat sprti adrenalin dan norepinefrin, yg mempngruhi sistem sraf selama stres brlngsung, jg dikeluarkn. Hal ini secara lngsng atau tidak lngsung mningktkn dn mempercepat pnegangan otot. Dmkianlh, rsa sakit berakibat pada penegangan, penegangan pada kecemasan, dn kcemsn mmprparah rasa sakit. Akan tetapi, salah satu dampak paling merusak dari stres adalah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang agresif, khawatir, cemas, tidk sabr, dengki, suka memusuhi dan mudah tersinggng memiliki peluang trkna serangan jantung jauh lebih besar daripda orang yang tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat tersebut. Alasannya adalah bahwa rangsngn berlebihn pd sistm saraf smpatetik [yakni sistem saraf yang mengatur prcepatan denyut jntung, prluasan bronkia, penghambatan otot-otot halus sistem pencernaan makanan, dsb. ], yg dimulai oleh hipotalamus, juga mengakibatkan pengeluaran insulin yang berlebihan, sehingga menyebabkan penimbunan kadar insulin dalam darah. Ini adalah permasalhan yang teramat penting. Sebab, tk satu pun keadaan yang berujung pd pnykit jntung koroner memainkan peran yg sedemikian paling pnting dn sdmikian berbhya sebagaimana kelebihan insulin dlm darah. Para ilmuwan telah mngthui bhwa semakin parah tingkat stres, maka akan semakin lemahlah peran positif sel-sel darah merah di dlam darah. Menurut sebuah penelitian yg dikmbangkan oleh Linda Naylor, pimpinn perusahaan alih teknologi Universitas Oxford, pengruh negatif brbagai tingkatan stres pd sistem kekebalan tubuh kini dapat diukur. Terdapat kaitan erat antara stres dan sistem kekebalan tubuh. Stres kejiwaan memiliki dampak penting pda sistem kekebalan dan brujung pada kerusakannya. Saat dilanda stres, otak meningkatkan produksi hormon kortisol dalam tubuh, yng mlemahkan sistem kekebalan. Atau dengn kata lain, terdapat hbungn langsng antara otak, sistem kekbln tubuh dan hormon. Para pakar di bidang ini menyatakan: Pengkajian terhadap stres kejiwaan atau stres raga telah mengungkap bahwa selma stres brt berlangsung terjadi penurunan pada daya kekebalan yang brkaitan dengan keseimbngn hormonal. Dikethui bhw kmunculn dan kemmpuan berthn dari banyak penyakit termasuk kanker terkait dgn stres. Singkatnya, stres mrusk keseimbangan alamiah dalam diri manusia. Mengalami keadaan yang tidk norml ini secara terus- mnerus akan merusk kesehtan tubuh, dan brdampak pada beragam gngguan fungsi tubh. Pr ahli mnggolongkan dampak buruk dari stres terhadap tubuh manusia dlm sjumlh klompk utama sebagaimana berikut:Cems dan Panik: Suatu perasaan yang menybbkn pristiwa tdak terkendali. Mengeluarkan keringat yg semakin lama smkin bnyak Prubhan suara: Berbicara secara gagap dan gugup. Aktif yang berlebihan: Pengeluaran energi yang tiba- tiba, pengendlian diabetik yang lemah Ksulitan tidur: Mimpi buruk. Penyakit kulit: Bercak, bintik-bintik, jerawt, demam, eksim dan psoriasis. Gangguan saluran pencernaan: Salah cerna, mual, luka pad permkaan dlm dinding saluran pencernaan Penegangan otot: gigi yang brgesekan atau terkunci, rasa sakit sdikit tpi terus- menerus pada rahng, punggung, leher dan pundk Infeksi berintensitas rendah: pilek, dsb. Migrain Denyut jantung dengn kecepatan yang tidak wajar, rasa sakit pd dada, tekanan darah tinggi Ketidak seimbangan ginjal, menahn air Gangguan pernapasan, pendek napas Alergi Sakit pada persendian Mulut dn tnggrokn kering Serngn jantung Mlmahnya sistem kkebalan Pengecilan di bagian otak Prasaan bersalah dan hilangnya percaya diri Bngung, ktidkmampuan mngnalisa secara benar, kemampuan berpikir yang rndh, daya ingat yang lemah Rasa putus asa yang besar, meykini bahw sgalanya berlangsung buruk Kesulitan mlakukn gerak atau diam, memukul- mukul dngn irama tetap Ktidakmampuan mmustkn prhatian atau ksulitn melakukannya Mudah tersinggung dn sngt peka Brsikp yang tdk sesuai dengan akal sehat Perasaan tidak berdaya atau tidak berpengharapan Kehilangan atau peningkatan nafsu Knytaan bahwa mereka yang tidak mengikuti nilai- nilai ajaran agama mngalami stres dinytkn oleh Allh dlm Al Qur' an: Dan brngsiapa brpaling dari peringatan Ku, maka sesngguhnya baginya pnghidupn yang sempit, dan Kami akan menghmpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta..." ( QS. Thoohaa, 20 :124) Dalam sebuah ayat lain, Allh tlh mnyatakan bahwa hingga apabila bumi telah menjadi smpit bagi mereka, padhl bumi itu luas dn jiwa merka pun telah smpit (pula terasa) oleh mrka, srta mreka telah mengetahui bahwa tidak ada tempt lari dari (siksa) Alloh, mlainkn kepada-Nya saja" (QS. At Taubah, 9 :118) Khidupn yg glap dan smpt ini, atau stres, nama yang dibrikan di masa kini, adlh akibt ktidk mmpuan orng-orng tk briman untuk mnaati nilai-nilai akhlk yg diajarkan agama. Kini, para dokter mnyatkan bahwa jiwa yang tenang, damai dan pnuh percaya diri sangatlah penting dlm mlindungi pngruh stres. Kpribdian yang tenang dan damai hanya dimungkinkn dngn menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Sungguh, telah dinyatakan dalam banyak Al Qur'an bahwa Allh akn mmberikn ktenangan dalam diri orang-orang beriman. ( Al Qur'an, 2 :248 , 9 :26 , 40 ,48 :4 , 18) Janji Tuhan kita trhadap orng- orang beriman telah dnytakn sebagaimana berikut: Brangsiapa yang mengerjakan amal sholh, baik laki-laki maupn rmpuan dlm kedan berimn, mk ssngguhnya akan Kmi berikan kepdnya khidupn yang baik dan sesngguhnya akan Kami bri blasn kpada mereka dgn phala yang lebh baik dari apa yag telah mrka krjakan. (QS, An Nahl, 16 : 97)

10 Adab Dalam Masalah Buang Hajad

Buang hajat merupakan rutinitas amaliyah yang sering dilakukan semua orang. Maka alangkah baiknya bila kita mengetahui adab- adab buang hajat sesuai dengan tuntunan syari’at Islam yang mulia ini. Adanya tuntunan dalam masalah buang hajat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat sempurna. Tidak ada yang tersisa dari problematika umat ini, melainkan telah dijelaskan secara gamblang oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Tak heran, jika kaum musyrikin pernah terperangah seraya berkata kepada Salman Al-Farisi radhiallahu ‘anhu: “Sungguh nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu sampai-sampai perkara adab buang hajat sekalipun.” Salman menjawab: “Ya, benar…” (HR. Muslim No. 262) Diantara adab-adab tersebut adalah: 1. Berdo’a Sebelum Masuk WC WC dan yang semisalnya merupakan salah satu tempat yang dihuni oleh setan. Maka sepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari kejelekan makhluk tersebut. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a ketika akan masuk WC: (ِمْسِب ِهللا ( َّمُهَّللا يِّنِإ َكِبُذْوُعَأ َنِم ِثُبُخْلا َو ِثِئاَبَخْلا “(Dengan menyebut nama Allah) Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Al- Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375. Adapun tambahan basmalah diawal hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Asy- Syaikh Al-Albani) Doa ini dapat pula dibaca dengan lafazh: (ِمْسِب ِهللا ( َّمُهَّللا يِّنِإ َكِبُذْوُعَأ َنِم ِثْبُخْلا َو ِثِئاَبَخْلا “(Dengan menyebut nama Allah) Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala bentuk kejahatan dan para pelakunya.” (Lihat Fathul Bari dan Syarhu Shahih Muslim pada penjelasan hadits diatas) 2. Mendahulukan Kaki Kiri Ketika Masuk WC Dan Mendahulukan Kaki Kanan Ketika Keluar Dalam masalah ini tidak terdapat hadits shahih yang secara khusus menyebutkan disukainya mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk WC. Hanya saja terdapat hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyukai mendahulukan yang kanan pada setiap perkara yang baik.” (HR. Muslim) Oleh karena itu, beberapa ulama seperti Al-Imam An- Nawawi dalam kitab beliau, Syarhu Shahih Muslim, dan juga Al- Imam Ibnu Daqiqil ‘Id menyebutkan disukainya seseorang yang masuk WC dengan mendahulukan kaki kiri dan ketika keluar dengan mendahulukan kaki kanan. 3. Tidak Membawa Sesuatu Yang Terdapat Padanya Nama Allah subhanahu wata’ala Atau Ayat Al-Qur`an kedalam WC Sesuatu apapun yang terdapat padanya nama Allah subhanahu wata’ala, atau terdapat padanya ayat Al-Qur’an, atau terdapat padanya nama yang disandarkan kepada salah satu dari nama Allah subhanahu wata’ala seperti Abdullah, Abdurrahman dan yang lainnya, maka tidak sepantasnya dimasukkan ke tempat buang hajat (WC). Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Barangsiapa yang mengagungkan syi ’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. ” (QS. Al-Hajj: 32) Adapun hadits yang sering dipakai dalam masalah ini tentang peletakan cincin Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ketika masuk WC merupakan hadits yang dilemahkan para ulama. (Taudhihul Ahkam, 1 /324) 4. Berhati-hati Dari Percikan Najis Tidak berhati-hati dari percikan kencing merupakan salah satu penyebab diadzabnya seseorang di alam kubur. Tetapi perkara ini sering disepelekan oleh kebanyakan orang. Suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melewati dua kuburan, seraya beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh dua penghuni kubur ini sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab melainkan karena menganggap sepele perkara besar. Adapun salah satunya, ia diadzab karena tidak menjaga dirinya dari kencing. Sedangkan yang lainnya, ia diadzab karena suka mengadu domba ….” (HR. Al- Bukhari no. 216 dan Muslim no. 292) Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan: “Bersucilah kalian dari kencing. Sungguh kebanyakan (orang) diadzab di alam kubur disebabkan karena kencing.” (HR. Ad- Daraquthni) 5. Tidak Menampakkan Aurat Menutup aurat merupakan perkara yang wajib dalam Islam. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang dalam keadaan apapun, termasuk ketika buang hajat, untuk menampakkan auratnya di hadapan orang lain. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila dua orang buang hajat, maka hendaklah keduanya saling menutup auratnya dari yang lain dan janganlah keduanya saling berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah sangat murka dengan perbuatan tersebut.” (HR. Ahmad dishahihkan Ibnus Sakan, Ibnul Qathan, dan Al-Albani, dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu) Oleh karena itu, kebiasaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah menjauh dari pandangan para sahabatnya ketika hendak buang hajat. Abdurrahman bin Abi Qurad radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah keluar bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ke tempat buang hajat. Kebiasaan beliau ketika buang hajat adalah pergi menjauh dari manusia.” (HR. An Nasa’i No. 16. Dishahihkan Asy Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’us Shahih, 1 /495) 6. Tidak Beristinja’ dengan Tangan Kanan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang beristinja’ dengan tangan kanan sebagaimana sabda beliau shalallahu ‘alaihi wasallam: َّنَّسَمَيَال ْمُكُدَحَأ ُهَرَكَذ ِهِنْيِمَيِب ُلْوُبَيَوُهَو َالَو ْحَّسَمَتَي َنِم ِءَالَخْلا ِهِنْيِمَيِب “Janganlah seseorang diantara kalian memegang kemaluan dengan tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanan.” (HR. Al- Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Qotadah radhiallahu ‘anhu) Hadits inipun mengandung larangan memegang kemaluan dengan tangan kanan ketika sedang kencing. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan adab (etika yang baik) dan kebersihan, termasuk ketika buang hajat sekalipun. 7. Boleh Bersuci dengan Batu (Istijmar) Diantara bentuk kemudahan dari Allah subhanahu wata’ala ialah dibolehkan bagi seseorang untuk bersuci dengan batu (istijmar). Abdullah bin Mas ’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam buang hajat, lalu beliau meminta kepadaku tiga batu untuk bersuci.” (HR. Al-Bukhari No. 156) Namun batu yang dipakai harus berjumlah ganjil dengan jumlah minimal tiga batu sebagaimana dinyatakan Salman Al- Farisi radhiallahu ‘anhu: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang bersuci (istijmar) kurang dari tiga batu.” (HR. Muslim) Juga hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika kalian bersuci dengan batu (istijmar), maka hendaklah dengan bilangan ganjil.” (HR. Muslim) Para ulama menyebutkan kriteria batu yang dipakai adalah batu yang suci lagi kering. Tidak boleh jika batu tersebut dalam keadaan basah. Dibolehkan juga menggunakan benda- benda lain selagi bisa menyerap benda najis dari tempat keluarnya, yaitu qubul dan dubur, dengan syarat berjumlah ganjil dan minimal 3 ( tiga) buah. 8. Larangan Beristinja’ dengan Tulang dan Kotoran Binatang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melarang beristinja’ dengan tulang atau kotoran binatang, disamping keduanya merupakan benda yang tidak dapat menyucikan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah melarang beristinja’ dengan tulang dan kotoran binatang.” (HR. Muslim) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan hikmah pelarangan beristinja ’ dengan tulang sebagaimana disebutkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tulang adalah makanan saudara kalian dari kalangan jin.” (HR. Al-Bukhari) 9. Tidak Menghadap Atau Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat Para ulama berbeda pendapat dalam permasalahan ini. Sebagian ulama berpendapat dilarangnya buang hajat dengan menghadap atau membelakangi kiblat secara mutlak, baik di tempat terbuka maupun di tempat tertutup. Inilah pendapat Ibnu Taimiyyah, Asy- Syaukani, Asy-Syaikh Al-Albani dan yang lainnya. Berdalil dengan hadits dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seseorang dari kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya. Akan tetapi hendaknya ia menyamping dari arah kiblat.” (HR. Al- Bukhari No. 394 dan Muslim No. 264) Sebagian ulama lain berpendapat bahwa larangan buang hajat dengan menghadap kiblat adalah apabila di tempat terbuka. Namun jika di tempat tertutup, maka dibolehkan menghadap kiblat. Dalil yang menunjukkan bolehnya perkara tersebut adalah hadits dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku pernah menaiki rumah saudariku Hafshah (salah satu istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) untuk suatu kepentingan. Maka aku melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sedang buang hajat dengan menghadap ke arah negeri Syam dan membelakangi Ka ’bah.” (HR. Al- Bukhari No. 148 dan Muslim No. 266) Demikian pula hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam melarang kami membelakangi atau menghadap kiblat ketika buang hajat. Akan tetapi aku melihat beliau kencing dengan menghadap kiblat setahun sebelum beliau wafat.” (HR. Ahmad, 3 /365 , dihasankan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami’us Shahih, 1 /493) Pendapat inilah yang nampak bagi penulis lebih kuat. Dan ini pendapat yang dipilih Al-Imam Malik, Ahmad, Asy-Syafi ’i, dan mayoritas para ulama. Namun dalam rangka berhati-hati, sebaiknya tidak menghadap kiblat ketika buang hajat walaupun di tempat tertutup. Hal ini disebabkan karena perbedaan pendapat yang sangat kuat diantara para ulama dalam masalah ini. 10. Berdo’a Setelah Keluar WC Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan do’a yang dibaca ketika keluar dari tempat buang hajat. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jika keluar dari tempat buang hajat membaca do’a: َكَناَرْفُغ “(Aku memohon pengampunanmu).” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan dishahihkan Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil No. 52) Terdapat riwayat- riwayat lain yang menyebutkan beberapa bentuk do’a yang dibaca setelah buang hajat. Namun seluruh hadits- hadits tersebut didha’ifkan para ulama pakar hadits. Al- Imam Abu Hatim Ar- Razi berkata: “Hadits yang paling shahih tentang masalah ini adalah hadits ‘Aisyah (yang telah disebutkan diatas). ” (Taudhihul Ahkam, 1 /352) Inilah beberapa perkara yang perlu dicermati oleh setiap muslim. Sungguh tidak layak bagi seorang muslim menganggap hal ini sebagai perkara yang sepele. Wallähu ta’älä a’lam.

Alqur 'an Turun tidaklah hanya untuk sbagai pajangan dan hiasan dan Ukiran/Kaligrafi

Banyak sekarang kita dapati di rumah- rumah kaum muslimin, di masjid- masjid ataupun dimajelis-majelis ukiran-ukiran atau kaligrafi-kaligrafi yang bertuliskan ayat-ayat Al Qur`an dan hadits- hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ataupun Asmaul Husna yang digantungkan padanya. Pemandangan semacam ini bukanlah hal yang asing lagi ditengah-tengah kaum muslimin, wallahua`lam. apa tujuan dilakukan hal tersebut?. Mungkin mereka menganggap yang demikian itu merupakan bentuk ibadah ataukah tujuannya untuk sebagai hiasan saja atau untuk menolak bahaya atau sebagai bentuk pengagungan mereka terhadap ayat- ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala ataupun untuk mencari barakah dan yang lainya. Maka berikut ini kita akan sampaikan penjelasan ulama dalam permasalahan ini. Berkata Syaikh Ibnu `Utsaimin Rahimahullah Ta`ala ; ” Setelah memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala …( dalam khutbah ini ) saya akan memperingatkan dua perkara yang berkaitan dengan Al Qur`anul Karim ; 1) Sesungguhnya sebagian besar mereka biasa menggantungkan tulisan-tulisan yang berisikan Al Qur`an didinding tempat duduk mereka/ pertemuan mereka, saya tidak tahu mengapa mereka melakukan tersebut . Apakah mereka melakukannya dalam rangka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Jika demikian maka ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan perbuatan tersebut adalah bid`ah yang tidak pernah dilakukan para shahabat dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik . Ataukah mereka menggantungkan ayat –ayat tersebut dalam rangka menolak kejelekan ? Maka perbuatan ini bukanlah perantara untuk menolak kejelekan dari mereka karena menolak kejelekan adalah dengan membaca Al Qur`an tersebut dengan lisannya sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ; نم أرق ةيأ ّيسركلا يف ةليل مل لزي هيلع نم هللا ظفح و ال هبرقي ناطبش ّىتح حبصي ( هاور يراخبلا يئاسنلاو نع يبأ ةريره ) “Barang siapa yang membaca ayat kursi pada malam hari maka senantiasa dia akan mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan syaithan tidak akan mendekatinya sampai pagi hari “. ( HR . Imam Bukhari dan An Nasai dari shahabat Abi Hurairah ) Jadi menggantungkan ayat kursi / yang lainnya dari ayat-ayat Allah tidak akan bermanfaat bagi mereka sedikitpun . Ataukah mereka melakukannya dengan tujuan untuk mencari berkah dengan Al Qur`an dengan cara seperti itu ? Maka cara semacam ini tidaklah disyari`atkan bahkan merupakan perkara baru yang diada – adakan , telah bersabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ; و ّلك ةعدب ةلالض ) هاور نبا هجام و دمحأ و امهريغ ) Artinya ; dan setiap bid`ah adalah kesesatan . Sesungguhnya cara bertabaruk dengan Al Qur`an adalah dengan membacanya dengan sebenar-benarnya , melafadzkan dengan lisannya ,mengimani dalam hatinya dan mengamalkan dengan anggota tubuhnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ; َنيِذَّلا ُمُهاَنْيَتَآ َباَتِكْلا ُهَنوُلْتَي َّقَح ِهِتَواَلِت َكِئَلوُأ َنوُنِمْؤُي ِهِب ْنَمَو ْرُفْكَي ِهِب َكِئَلوُأَف ُمُه َنوُرِساَخْلا “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. (QS , Al Baqarah 121 ) Inilah jalannya orang- orang mukmin , membaca Kitabullah dan tidak menggantungkannya didinding dan didalam museum. Ataukah mereka yang menggantungkannya tersebut mengnginkan untuk mengingatkan manusia terhadap Al Qur`an apabila mengangkat kepala kearahnya ? Akan tetapi apabila engkau lihat dalam kenyataannya maka tidaklah engkau dapatkan pengaruhnya karena mungkin dalam majelis-majelis itu tidak ada seorangpun yang mengangkat kepalanya membaca ayat tersebut atau untuk memikirkan apa yang terkandung di dalamnya dari hokum- hukum dan rahasia- rahasia . Ataukah mereka yang menggantungkan ayat-ayat yang mulia itu sekedar menggantungkan saja (tanpa maksud apa-apa ) atau untuk tujuan keindahan pandangan ? Sesungguhnya tidaklah pantas menjadikan Al Qur`an sebagai sesuatu yang sia-sia . Tidak pantas pula hanya sebagai hiasan saja , Al Qur`an terlalu mulia dan terlalu agung kedudukannya antuk dijadikan semua itu . Kemudian sesungguhnya menggantungkan Al Qur`an tersebut adalah perkara yang dilarang Aku tidak menyangka ada seorangpun yang tidak mengetahuinya . Sesungguhnya majelis-majelis yang digantung didalamnya Al Qur`an terkadang merupakan majelis sia-sia yang diharamkan , karena terkadang didalamnya dilakukan ghibah ,kedustaan , caci-maki dan perbuatan haram yang lainnya . Terkadang pula engkau dengar suara musik dan nyanyian yang haram dimajelis-majelis tersebut .Maka perbuatan-perbuatan ini jelas merupakan sikap mengolok-olok terhadap Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena digantungkan di atas kepala-kepala hadirin dalam keadaan mereka berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dihadapan ayat-ayat Kitabullah . Kita memohon ampun dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap hal yang demikian ini . Karena itu Aku menyeru kepada segenap saudara kita yang mengantungkan ayat-ayat Al Qur`an untuk melepaskannya karena perbuatan seperti ini tidaklah pantas untuk dilakukan apapun tujuannya . 2) Adapun perkara yang kedua yang ingin saya peringatkan dan saya khususkan hal ini kepada para penulis yang biasa menulis ayat-ayat Al Qur`an yang mulia untuk orang lain di kertas- kertas atau yang lainnya . Para penulis itu biasa menggunakan bentuk khat (tulisan) selain khat `Utsmani . Mereka menjadikan tulisan- tulisan ini dalam bentuk seni lukis / ukir ( kaligrafi ), sampai- sampai saya mendengar sebagian dari mereka ingin menulis firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ُرِّوَكُي َلْيَّللا ىَلَع ِراَهَّنلا ُرِّوَكُيَو َراَهَّنلا ىَلَع ِلْيَّللا …Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam …( QR.Az Zumar: 5 ) Maka dia menulis huruf wawu(و) seolah-olah seperti lingkaran sementara dia menginginkan menulis Al Qur`an sesuai dengan apa yang ditunjukan dari maknanya. Hal ini jelas keharamannya tanpa keraguan . Karena lafadz-lafadz Al Qur`anul Karim tidak pantas untuk dijadikan bentuk yang samar yang mana pada sisi ini ingin ditampakkan sisi kejeniusan penulisnya atau dibuat dengan bentuk yang akan memalingkan pandangan pada seninya ( bukan pada ayat-ayat Al Qur`an ) karena Al Qur`an bukanlah untuk dijadikan hiasan dan lukisan / ukiran. Dan siapa yang padanya ada tulisan yang demikian maka hendaklah dia membakar atau menghapusnya agar supaya ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak dijadikan sebagai bahan permainan / olok- olokan . Para `ulama Rahimahumullah telah berselisih dalam tiga pendapat tentang boleh tidaknya menulis Al Qur`an dengan selain khat `Utsmani sekalipun untuk anak-anak . Adapun menulis Al Qur`an dengan bentuk seni lukis / ukir kaligrafi ( sehingga sulit di baca atau dapat menyebabkan keliru dalam membacanya ) tidak ragu lagi keharamannya . Maka wajib bagi kita, wahai saudara- saudara sekalian untuk menghormati kitabullah, mengagungkannya dan menjadikannya sesuai dengan tujuan diturunkannya yakni sebagai nasehat, obat penyembuh bagi penyakit dalam dada ,petunjuk dan rahmat bagi orang- orang yang beriman .Dengarkan hikmah diturunkannya Al Qur`an dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ; ٌباَتِك ُهاَنْلَزْنَأ َكْيَلِإ ٌكَراَبُم اوُرَّبَّدَيِل ِهِتاَيَآ َرَّكَذَتَيِلَو وُلوُأ ِباَبْلَأْلا “ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat- ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran “(QS. Shad 29 ) Tidaklah Al Qur`an turun untuk dipajang di dinding dan tidaklah turun untuk dijadikan lukisan / ukiran dalam penulisanya . Ketahuilah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahmati kalian, bahwasannya sebaik-baik ucapan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam . Sedangkan sejelek-jelek perkara adalah bid`ah, Ketahuilah setiap biid`ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya adalah neraka.

Dalil Dalil tentang Gambar Makhluk Hidup.

Sesungguhnya banyak sekali hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dalam kitab-kitab yang shahih, baik itu Sunan ataupun musnad-musnad, mengenai haramnya membuat gambar (lukisan, foto dan ukiran) sesuatu yang bernyawa, entah itu (gambar) manusia atau bukan. Didalam hadits-hatdis itu ada riwayat yang menceritakan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasalam merobek tirai-tirai yang bergambar dan memerintahkan menghapus gambar- gambar. Disamping itu beliau melaknat tukang gambar dan menerangkan bahwa mereka termasuk orang-orang yang paling keras mendapat siksa di hari kiamat. Disini saya (Syaikh Bin Baz) akan menyampaikan secara global hadits-hadits shohih mengenai permasalahan ini beserta keterangan ulamanya. Dan akan saya jelaskan mana yang benar, Insya ALLAH Ta’ala. Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : ALLAH Ta’ala berfirman : Dan siapakah yang lebih dzalim dari mereka yang akan membuat satu ciptaan seperti ciptaan-Ku, maka hendaknya mereka menciptakan satu dzarrah, atau biji, atau gandum.” (Dalam Shahihain, lafadz Riwayat Muslim). Dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa di hari Kiamat adalah para tukang gambar (mereka yang meniru ciptaan Allah)“. (Shahihain – yakni dalam dua kitab Shahih Bukhari dan Muslim atau biasa disebut muttafaqun ‘alaihi, red) Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa hari kiamat, dan dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkanlah apa yang telah kalian buat!’”. (Dalam Shahihain, lafadz Bukhari). Dari Abu Juhaifah Radiyallahu ‘anhu : “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam telah melarang dari (memakan) hasil (jual beli) darah, anjing, usaha pelacuran, dan (beliau) telah melaknat pemakan riba, yang menyerahkannya, pembuat tato (gambar tubuh), yang meminta ditato serta tukang gambar.” (HR Bukhari). Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Siapa yang membuat satu gambar di dunia, dia dibebani (disuruh) untuk meniupkan ruh pada gambar itu dan ia bukan peniupnya (tidak akan mampu meniup ruh untuk menghidupkan gambar tsb, red)”. (Muttafaqun ‘alaihi). Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu : “Semua tukang gambar di Neraka dan dijarikan baginya setiap yang digambarnya satu jiwa (ruh) yang menyiksanya di Jahannam. Ibnu Abbas berkata : “Jika kamu mesti mengerjakannya, maka buatlah (gambar) pohon- pohon dan apa-apa yang tidak bernyawa (roh).” (HR Muslim). Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha, ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam masuk menuju saya dan saya menutup bilik dengan tirai tipis bergambar (dalam riwayat lain : menggantungkan tirai tipis bergambar kuda bersayap…), maka ketika beliau melihatnya dia merobeknya dan dengan wajah merah padam, beliau bersabda : “Hai Aisyah, manusia yang paling keras disiksa di Hari Kiamat adalah mereka yang meniru ciptaan ALLAH.” Kata Aisyah : “Maka kami memotong- motongnya lalu menjadikannya satu atau dua bantal.” (Muttafaqun ‘alaihi). Dari Al Qasim bin Muhammad dari Aisyah, ia berkata : “Saya membeli sebuah bantal bergambar. Maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam melihatnya, beliau berdiri di pintu dan tidak masuk. Saya mengenal tanda kemarahan pada wajah beliau. Saya berkata “ Ya Rasulullah, saya taubat kepada ALLAH dan RasulNya, apa dosa saya ?” Beliau bersabda : “Ada apa dengan bantal ini ?” Saya berkata : “Saya membelinya agar Anda duduk di atasnya dan menyandarinya.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya pemilik (pembuat) gambar-gambar ini akan disiksa di hari Kiamat, dan dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkan apa yang telah kalian buat!’ Dan sabdanya lagi : Sesungguhnya rumah yang didalamnya ada gambar-gambar tidak akan dimasuki oleh malaikat.” (Muttafaqun ‘alaihi). Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “(Sesungguhnya kami para) Malikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar” (HR Bukhari & Muslim, dengan lafadz Muslim). Dalam riwayat Ibnu Umar “(Sesungguhnya kami para) Malaikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar.”. Dari Zaid bin Khalid dari Abi Talhah secara marfu’ : “Malaikat tidak akan masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan patung (gambar).” (HR Muslim). Dari Abi al Hayyaj Al Asadi, ia berkata : Ali mengatakan pada saya : Maukah kamu saya utus kepada apa yang saya pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam : yaitu “Jangan kau tinggalkan satu gambarpun, melainkan kamu hapuskan dia dan tidak ada satu kuburpun yang menonjol (dikejeng, red) melainkan kau ratakan dia.” (HR Muslim). Dari Jabir Radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam menyuruh Umar bin Khattab (waktu Fathu Mekkah) sedang beliau ketika itu di Bath-ha’ agar mendatangi Ka’bah dan menghapus semua gambar didalamnya dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak masuk sampai semua gambar telah dihapus. (HR Ahmad, Abu Dawud, Al Baihaqi, Ibnu Hibban dan beliau mensahihkannya). Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha : “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah membiarkan dalam rumahnya sesuatu yang ada padanya SALIB-SALIB melainkan beliau mematahkannya. “ (HR Bukhari). Dan Al Kasymihani dengan lafadz “gambar- gambar”, dan Bukhari menerangkannya dengan bab Naqdhi Shuwar dan menguraikan hadits tersebut Imam Nasa’I meriwayatkan dengan lafadz : “Jibril minta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau berkata : Masuklah. Kata Jibril : Bagaimana saya akan masuk sedangkan dalam rumah Anda ada tirai brgambar ? Maka jika Anda potong kepala- kepalanya, atau Anda jadikan hamparan yang dipijak (dihinakan setelah dipotong, red – barulah Jibril akan masuk). Karena sesungguhnya kami – para malaikat – tidak akan masuk ke rumah yang didalamnya ada gambar- gambar. ” (HR Abdur Razaq, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan beliau mengatakan Hasan Shahih dan Ibnu Hibban mensahihkannya). Dan masih banyak lagi hadits-hadits tentang masalah ini. Hadits- hadits ini adalah dalil yang nyata tentang haramnya membuat gambar sesuatu yang bernyawa dan termasuk dosa besar yang diancam dengan neraka bagi penggambarnya. Hadits ini menunjukkan keumuman segala jenis gambar, baik itu didinding, tirai, kemeja, kaca, kertas dan sebagainya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak membedakannya, baik yang tiga dimensi atau selainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam melaknat pembuatnya dan mengabarkan paling keras disiksa di hari kiamat dan semuanya di Neraka. Imam Al Hadifz Ibnu Hajar Al Atsqalani mengatakan : “Kata al Khaththabi : dan gambar yang menghalangi masuknya malaikat ke dalam rumah adalah gambar yang padanya terpenuhi hal-hal yang haram, yakni gambar- gambar yang makhluk yang bernyawa, yang tidak terpotong kepalanya atau tidak dihinakan. Dan bahwasanya dosa tukang gambar itu besar karena gambar- gambar itu ada yang diibadahi selain ALLAH, selain gambar itu mudah menimbulkan fitnah (bahaya) bagi yang memandangnya (gambar wanita, tokoh, ulama, red).” Imam An Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim : “Sahabat kami dan para Ulama selain mereka mengatakan bahwa haramnya membuat gambar hewan adalah sekeras- keras pengharamaan. Ini termasuk dosa besar karena ancamannya juga amat besar, sama saja apakah dibuat untuk dihinakan atau tidak. Bahkan membuatnya jelas sekali haram karena meniru ciptaan ALLAH. Sama saja apakah itu dilukis pada pakaian, permadani, mata uang, bejana, dinding atau lainnya. Adapun menggambar pepohonan dan sesuatu yang tidak bernyawa, tidak apa- apa. Inilah hakikat hukum menggambar. Sedangkan gambar makhluq bernyawa, jika digantung / ditempel di dinding, di sorban dan tindakan yang tidak termasuk menghinakannya, maka jelas hal itu terlarang. Sebaliknya bila dibentangkan dan dipijak sebagai alas kaki atau sebagai sandaran (setelah dipotong kepalanya, red) maka tidaklah haram dan tidak ada bedanya apakah gambar tsb berjasad (punya bayangan/3 dimensi) atau tidak. Ini adalah kesimpulan mahdzab kami dalam masalah ini yang semakna dengan perkataan jumhur Ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in, dan orang yang sesudah mereka (Tabi’ut Tabi’in). Ini juga pendapat Imam Ats Tsauri, Malik Bin Anas dan Abu Hanifah serta ulama lainnya. Dalam hadits-hadits itu tampak jelas tidak ada perbedaan apakah yang diharamkan itu gambar tiga dimensi atau bukan, dilukis di atas kertas atau di tirai dan sebagainya. Bahkan tidak ada perbedaan apakah itu gambar tokoh, ulama atau pembesar. Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha ia berkata : “Saya biasa bermain boneka di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam dan saya punya beberapa orang teman yang bermain bersama saya. Maka jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam masuk, mereka menutupinya dari beliau lalu berjalan sembunyi-sembunyi dan bermain bersama saya.” (HR Bukhari Kitab Al Adab Bab Al Inbisaath ilaa an Naas, Fath 10 /526 dan Muslim kitab Fadhail Ash Shahabah Bab fii Fadhail Aisyah, An Nawawi 15 /203 dan 204). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari tentang hadits ini “ Hadits ini dijadikan dalil bolehnya boneka dan mainan untuk bermain (mendidik) anak perempuan, dan sebagai pengkhususan dari keumuman larangan mengambil gambar. Iyadl juga menetapkan yang demikian dan ia menukil dari jumhur, bahwasanya mereka membolehkan boneka atau mainan ini untuk melatih dan mendidik anak-anak perempuan agar mengenal bagaimana mengatur rumah-tangga dan merawat anak-anak nantinya. Dan sebagian ulama menyatakan ini mansukh (telah dibatalkan). Ibnu Bathal cenderung pada pendapat ini dan ia menceritakan dari Abi Zaid dari Malik. Tetapi dari sini pula Ad- Daudy merajihkan bahwa hadits Aisyah (diatas) mansukh. Sedang Ibnu Hibban dan Nasa’I membolehkan namun tidak membatasi untuk anak-anak kecil walaupun padanya ada perbincangan. Al Baihaqi mengatakan setelah mentakhrij hadits-hadits tersebut : Telah tsabit (tetap) larangan tentang mengambil gambar. Maka kemungkinan rukhsah bagi Aisyah terjadi sebelum pengharaman. Ibnul jauzi menetapkan yg demikian juga, sehingga beliau berkata : “Dan Abu Dawud dan An Nasa’I dari sisi lain dari Aisyah (ia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam datang dari perang Tabuk (Khaibar) {lalu menyebut hadits beliau merobek tirai yang terpancang di pintunya{ Kemudia Aisyah melanjutkan, lalu beliau menyingkap sisi tirai di atas mainan Aisyah dan Beliau bersabda : “Apa ini hai Aisyah ?”. Saya menjawab :”Boneka perempuan saya”. Beliau melihat kuda- kudaan bersayap yang dalam keadaan terikat, lalu bersabda : “Apakah ini ?” Saya katakan : “Kuda bersayap dua. Tidakkah Anda mendengar bahwa Sulaiman ‘alaihis salam mempunyai kuda yang bersayap ? Beliaupun tertawa.”. Al Khathabi berkata : Dalam hadits ini menunjukkan mainan untuk anak-anak perempuan tidaklah seperti semua gambar yang datang ancaman, hanya saja beliau memberikan keringanan bagi Aisyah karena pada waktu itu Aisyah belum dewasa.” Al Hafidz berkata : Penetapan dengan dalil ini ada perbincangan, akan tetapi kemungkinannya adalah karena Aisyah waktu peristiwa perang Khaibar berusia 14 tahun dan waktu peristiwa perang Tabuk sudah baligh. Dengan demikian, ini menguatkan riwayat yang mengatakan hal itu terjadi pada peristiwa Khaibar dan mengumpulkannya dengan pendapat Al Khathabi. (Syaikh Bin Baz) Oleh karena itu, jika hal ini telah dipagami, maka meninggalkan gambar-gambar (boneka) itu adalah lebih selamat karena padanya ada perkara yang meragukan. Mungkin penetapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bagi Asiyah itu sebelum munculnya perintah beliau untuk menghapus gambar- gambar. Dengan begitu hadits Aisyah ini menjadi mansukh dengan datangnya larangan dan perintah penghapusan gambar itu, kecuali yang terpotong kepalanya atau dihinakan, sebagaimana madzab Al baihaqi, Ibnul Jauzi dan Ibnu Bathal. Dan mungkin juga ini dikhususkan dari pelarangan itu (sebagaimana pendapat jumhur) untuk kemaslahatan pendidikan. Ini karena permainan itu merupakan bentuk penghinaan atas gambar (boneka). Jadi kemungkinan ini maka lebih aman untuk meninggalkannya, sebagaimana pengamalan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dari Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib Radiyallahu ‘anhu :” Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu.” (HR Ahmad 1 /200 , Disahihkan oleh Ahmad Syakir dalam tahqiqnya terhadap Musnadz 3 /169 , Ath Thayalisi hal 163 no 1178 dan AL Albani mensahihkan dalam jamius Shaghir 3372 dan 3373 , pent). Demikian juga dalam hadits berikut ini dari Nu’man bin Basyir Radiyallahu ‘anhu secara marfu’ “ Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Dan diantara keduanya ada perkara-perkara sybhat yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka siapa yang menjaga diri dari syubhat, maka dia telah membersihkan Dien dan kehormatannya. Dan siapa yang jatuh kepada yang haram, seperti penggembala sedang menggembalakan ternaknya di sekitar tempat yang di pagar (terlarang), hampir- hampir ia terjatuh padanya.” (HR Bukhari dan Muslim) (Dinukil dari Majalah Salafy, Edisi V/ Dzulhijjah/1416 /1996 Judul asli Fatwa Ulama tentang Hukum Gambar, oleh Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz bin Baz, mufti Saudi Arabia. Diterjemahkan oleh Ustadz Idral Harits. Salafy.or.id offline

Malaikat Rahmat Tidak Akan Memasuki Rumah Yang di Dalam nya terdapt Gambar: Patung dan Anjing

Rasulullah bersabda: Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing (2) , juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)” [Hadits sahih Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah] Islam adalah agama yang mencintai kebersihan sehingga mengingatkan bahayanya memiliki anjing, bahkan melarang memelihara anjing kecuali untuk kepentingan penjagaan keamanan atau pertanian. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing [1 ] dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda (yang artinya) : “ Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing (2) , juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)” [Hadits sahih ditakhrij oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah yang semuanya dari Abu Thalhah Radhiyallahu 'anhu. Lihat Shahihul-Jami' No. 7262 ] Rasulullah bersabda (yang artinya) : “ Sesungguhnya malaikat (rahmat) tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing” [Hadits sahih ditakhrij oleh Thabrani dan Imam Dhiyauddin dari Abu Umamah Radhiyallahu 'anhu. Lihat pula Shahihul Jami' No. 1962 ] Rasulullah bersabda (yang artinya) : “ Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)” [Hadits sahih ditakhrij oleh Ibnu Majah dan lihat Shahihul Jami' No. 1961 ] Ibnu Hajar (3) berkata : “Ungkapan malaikat tidak akan memasuki….” menunjukkan malaikat secara umum (malaikat rahmat, malaikat hafazah, dan malaikat lainnya)”. Tetapi, pendapat lain mengatakan : “Kecuali malaikat hafazah, mereka tetap memasuki rumah setiap orang karena tugas mereka adalah mendampingi manusia sehingga tidak pernah berpisah sedetikpun dengan manusia. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya. Sementara itu, yang dimaksud dengan ungkapan rumah pada hadits di atas adalah tempat tinggal seseorang, baik berupa rumah, gubuk, tenda, dan sejenisnya. Sedangkan ungkapan anjing pada hadits tersebut mencakup semua jenis anjing. Imam Qurthubi berkata : “Telah terjadi ikhtilaf di antara para ulama tentang sebab- sebabnya malaikat rahmat tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing. Sebagian ulama mengatakan karena anjing itu najis, yang lain mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai oleh setan, sedangkan yang lainnya mengatakan karena di tubuh anjing itu menempel najis. Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengadakan perjanjian dengan Jibril bahwa Jibril akan datang. Ketika waktu pertemuan itu tiba, ternyata Jibril tidak datang. Sambil melepaskan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak mungkin mengingkari janjinya, tetapi mengapa Jibril belum datang ?” Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh, ternyata beliau melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidur. “Kapan anjing ini masuk ?” tanya beliau. Aku (Aisyah) menyahut : “Entahlah”. Setelah anjing itu dikeluarkan, masuklah malaikat Jibril. “Mengapa engkau terlambat ? tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jibril. Jibril menjawab: “Karena tadi di rumahmu ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)” [Hadits Riwayat Muslim]. Malaikat rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan anjing. Abu Haurairah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing“. [Hadits Riwayat Muslim] Imam Nawawi mengomentari hadits tersebut : “Hadits di atas memberikan petunjuk bahwa membawa anjing dan lonceng pada perjalanan merupakan perbuatan yang dibenci dan malaikat tidak akan menemani perjalanan mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan malaikat adalah malaikat rahmat (yang suka memintakan ampun) bukan malaikat hafazhah yang mencatat amal manusia. [Lihat Syarah Shahih Muslim 14 /94 ] Sementara itu, mengenai hukum yang berkaitan dengan hasil jual beli anjing (harga anjing), terdapat beberapa nash yang mengharamkan, diantaranyaadalah sebagai berikut. Abi Juhaifah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang hasil yang diperoleh dari jual beli anjing, darah, dan usaha pelacuran [Hadits shahih ditakhrijkan oleh Bukhari juga ditakhrijkan dalam Ahaditsul Buyu' oleh Imam ay-Thayalisi, Imam Ahmad, juga oleh Baihaqi. Dan lihat Shahihul Jami' no. 6949 ]. Jabir Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang jual beli anjing dan kucing (4) Selain itu, Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang jual beli anjing, hasil kezaliman, dan upah dari hasil praktik perdukunan [Hadits shahih ditakhrijkan oleh Bukhari, Muslim, Imam hadits yang empat. Hadits ini juga ada dalam Shahihul Jami' no. 6951 ]. Imam al-Baghawi berkata (5) : “Menurut mayoritas ulama, jual beli anjing itu hukumnya haram sebagaimana upah dari hasil perdukunan (pertenungan), dan pelacuran. Kaitannya dengan hal itu, Abi Hurairah berkata : “Semuanya itu tergolong dalam penghasilan haram“. Footnote : 1. Yang sangat kami sayangkan adalah adanya beberapa orang yang mengaku modern dan maju memiliki anjing dan menganggapnya sebagai teman serta digauli melebihi pergaulannya terhadap manusia. Hal itu dilakukan dalam rangka meniru kebiasaan masyarakat barat. 2. Di dalam kitab Faidhul-Qadir 2 /394 , Imam al-Manawi mengatakan : “Yang dimaksud dengan malaikat pada hadits tersebut adalah malaikat rahmat dan keberkahan atau malaikat yang bertugas keliling mengunjungi para hamba Allah untuk mendengarkan dzikir dan sejenisnya, bukan malaikat penulis amal perbuatan manusia karena malaikat itu tidak akan pernah meninggalkan manusia sekejap pun sebagai mana halnya malaikat maut. Mengapa malaikat rahmat tidak mau memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing ?. Karena anjing itu mengandung najis, sedangkan malaikat terpelihara dari tempat-tempat yang kotor. Mereka adalah makhluk Allah yang paling mulia serta tetap berada pada tingkat kebersihan dan kesucian yang paling luhur. Perbandingan antara malaikat yang suci dan anjing yang najis laksana terang dan gelap. Barangsiapa yang mendekati anjing, malaikat akan menjauh darinya. 3. Fathul Bari bab 48 At-Tashawir hadits No. 5949 4. Hadits shahih ditakhrijkan oleh Ahmad, hakim, dan Imam hadits yang empat. Hadits ini juga ada dalam Shahihul Jami’ no. 6950 5. Lihat Syarhus Sunnah 8 /23 (Dikutip dari Buyuut Laa tad khuluha al malaikat, edisi Indonesia Rumah yang Tidak Dimasuki Malaikat, Salafy.or.id offline ,penulis Abu Hudzaifah Ibrahim bin Muhammad, Judul Penghalang Malaikat Rahmat masuk Rumah

Wanita Penebar pesona, Menuai petaka

Atas nama “keindahan” fisik wanita telah dieksploitasi sedemikian rupa. Hampir tak ada ruang publik yang di dalamnya tidak ditonjolkan keindahan fisik (baca: aurat) kaum hawa. Televisi, internet, dan media cetak pun menjadi sarana yang sangat efektif untuk menebar pesonanya. Bagi sebagian besar masyarakat, majalah, tabloid, buletin, dan semacamnya, telah menjadi kebutuhan bahkan tuntutan. Motif membacanya pun beragam. Ada yang berdalih untuk mengikuti perkembangan mode terkini, ada yang tak ingin ketinggalan dengan gosip terbaru tentang artis idolanya, sekedar mengikuti perkembangan jaman, dan sejuta dalih lainnya. Namun tentu saja, tak setiap majalah membawa faidah. Karena, majalah dan sejenisnya itu ternyata menyimpan musibah. Di antaranya terpampangnya gambar-gambar, khususnya gambar wanita. Tak bisa dipungkiri, lembaran-lembaran majalah dan semacamnya itu, seolah memang telah “mewajibkan” dimuatnya foto wanita, baik artis, bintang iklan, maupun tokoh lain, dalam berbagai pose. Bahkan majalah yang dikemas khusus untuk kaum pria pun tak ketinggalan menjajakan wanita sebagai daya tarik untuk memancing minat pembaca. Seolah media tersebut tak akan laku tanpa wanita. Lebih-lebih lagi gambar-gambar wanita yang dapat memancing bergolaknya syahwat. Sungguh, keadaan yang demikian adalah musibah yang sangat mengerikan. Tersebarnya gambar yang semacam itu akan menggiring masyarakat pada kerusakan akhlak, sehingga perzinaan bukan lagi dianggap barang tabu. Andaikan mereka mengingat lagi peringatan dari Rabb semesta alam ketika Dia berfirman: َالَو اوُبَرْقَت ىَنِّزلا ُهَّنِإ َناَك ًةَشِحاَف َءاَسَو ًالْيِبَس “Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra: 32) Dalam ayat ini Allah ta’ala berfirman, melarang hamba- hamba-Nya dari berbuat zina, mendekati perbuatan itu, dan melakukan hal-hal yang mendorong serta mengantarkannya kepada zina. Demikian diterangkan oleh Al- Imam Ibnu Katsir. (Tafsir Ibnu Katsir, 3 /41) Kalangan ulama pun turut berbicara tentang permasalahan majalah ini. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah secara gamblang mengungkap, bagaimana sebenarnya keberadaan majalah- majalah yang ada pada masa ini. Di belahan lain, seorang muhaddits dari Negeri Yaman turut berbicara tentang permasalahan gambar secara khusus. Ketika disibak dan dirunut kembali lembaran-lembaran yang memuat pembicaraan mereka berdua, semogalah diraup banyak faidah. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah pernah diminta fatwanya tentang majalah yang beredar di negerinya. Setelah dengan terpaksa membolak- balik dengan cepat dan sekilas isi majalah yang disodorkan kepada beliau -karena tidak mungkin beliau memberikan hukum tanpa tahu isinya- beliau menyatakan: Aku dapatkan majalah- majalah ini –demi Allah– aku bersumpah dengan nama Allah di tempat ini, sedangkan kalian menjadi saksi. Dan Allah yang ada di atas kita menjadi saksi atas apa yang akan kukatakan dan atas apa yang kalian dengar, aku dapati majalah-majalah ini menghancurkan akhlak dan merusak umat. Seseorang yang berakal yang mau menelitinya tidak akan ragu terhadap keinginan pengedar majalah ini di tengah masyarakat muslimin. Aku dapati setelah melihat sendiri, ternyata majalah ini lebih buruk daripada apa yang didengar. Kudapati dalam majalah ini, ucapan- ucapan rendah, hina, tidak ada rasa malu sama sekali, yang ucapan semacam itu bakal dimuntahkan oleh setiap orang yang memiliki akhlak yang lurus. Aku melihat di sampulnya ada gambar-gambar wanita. Demikian pula di dalamnya ada gambar-gambar wanita yang akan menjerumuskan ke jurang fitnah dengan berbagai penampilan mode yang rendah, yang menenggelamkan dalam kerendahan dan dapat menggerakkan syahwat orang yang tidak memiliki syahwat sekalipun. Aku dapatkan pula gambar kemasan- kemasan rokok yang mengajak manusia untuk mengisapnya, dan aku dapatkan pula kemungkaran- kemungkaran yang besar dan keji selain itu….” Sedemikian buruknya keadaan majalah- majalah tersebut, hingga beliau juga menyatakan: Aku menyeru kalian untuk menjaga agama dan akhlak kalian. Aku menyeru kalian untuk menjauh dari fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Aku memperingatkan kalian agar tidak memasukkan koran dan majalah yang penuh dengan gambar yang membuat fitnah, sarat dengan kata- kata yang menyesatkan, dan mode-mode yang menyimpang, ke dalam rumah kalian, hingga koran dan majalah itu jatuh ke tangan anggota keluarga kalian. Akibatnya, koran dan majalah itu akan membinasakan dan merusak akhlak mereka. Segala sesuatu yang dipampangkan dalam koran dan majalah ini, akan memberi pengaruh terhadap orang yang mengumpulkannya dalam keadaan ia senang dengannya dan dengan pemikiran yang disebarkan dalam majalah itu. Wahai kaum mukminin, keberadaan majalah dan koran di dalam rumah akan mencegah masuknya malaikat ke dalam rumah, karena malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat gambar. Lalu bagaimana persangkaanmu tentang rumah yang tidak dimasuki malaikat? Oleh karena itu, mengumpulkan majalah seperti ini haram hukumnya, haram menjual dan membelinya, haram mencari keuntungan dengannya, haram pula menghadiahkannya dan menerimanya sebagai hadiah. Setiap upaya yang membantu penyebarannya di kalangan muslimin haram, karena perbuatan demikian termasuk tolong- menolong dalam dosa dan permusuhan. Allah ta’ala berfirman: اْوُنَواَعَتَو َىلَع ِّرِبْلا ىَوْقَّتلاَو َالَو اْوُنَواَعَت َىلَع ِمْثِإلْا ِناَوْدُعْلاَو “Dan tolong- menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong- menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.” (Al- Maidah: 2) (Dari khutbah Asy- Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah yang dibukukan dengan judul Fitanul Majallat) Gambar-gambar makhluk bernyawa yang dimuat di majalah atau media lain merupakan salah satu musibah. Seolah- olah suatu hal yang lumrah bila majalah dihiasi dengan gambar semacam itu. Sementara telah jelas haramnya gambar- gambar makhluk bernyawa, sebagaimana dikatakan oleh Jabir radhiallahu ‘anhu: ىَهَن ُلوُسَر ِهللا َّىلَص ُهللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو ِنَع ِةَرْوُّصلا يِف ِتْيَبلا ىَهَنَو ْنَأ َعَنْصُي َكِلَذ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan melarang membuat gambar. (Dihasankan oleh Asy- Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad, 1 /168) Yang termasuk dalam larangan ini adalah semua gambar makhluk hidup, baik dua dimensi maupun tiga dimensi, yang tidak memiliki bayangan maupun yang memiliki bayangan (Hukmu Tashwir Dzawaatil Arwah, hal. 31 , oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: ُّلُك ٍرِّوَصُم يِف ِراَّّنلا ، ُلَعْجَي ُهَل ِّلُكِب ٍةَرْوُص اَهَرَّوَص اًسْفَن ُهُبِّذَعُتَف يِف َمَّنَهَج “Setiap tukang gambar tempatnya di neraka. Dijadikan setiap gambar yang ia buat memiliki nyawa, kemudian gambar- gambar yang bernyawa itu mengadzabnya di jahannam.” Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma menyampaikan hadits ini kepada seorang tukang gambar, kemudian berkata, “Apabila mau tidak mau engkau harus menggambar, maka buatlah gambar pohon dan benda-benda yang tidak memiliki ruh.” (Shahih, HR. Muslim no. 2110) Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah menjelaskan bahwa sebab-sebab dilarangnya menggambar makhluk yang memiliki ruh adalah: 1. Gambar demikian memalingkan peribadahan kepada Allah, karena pada akhirnya gambar tersebut akan diibadahi. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan, “Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sakit, sebagian istri beliau membicarakan tentang gereja bernama Mariyah yang mereka lihat di Habasyah. Di antara istri beliau yang pernah ke negeri Habasyah adalah Ummu Salamah dan Ummu Habibah radhiallahu ‘ anhuma. Keduanya menceritakan keindahan gereja tersebut dan gambar- gambar yang ada di dalamnya. Mendengar hal itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepala beliau seraya berkata: َّنِإ َكُِئَلوُأ اَذِإ َناَك ُمِهْيِف ُلُجَّرلا ُحِلاَّصلا َتاَمَف اْوَنَب ىَلَع ِهِرْبَق اًدِجْسَم ، اْوُرَّوَصَو ِهْيِف َكْلِت َرَوُّصلا ، َكِئَلوُأَف ُراَرِش ِقْلَخلا َدْنِع ِهللا َمْوَي ِةَماَيِقلا “Apabila ada di kalangan mereka itu seorang shalih meninggal dunia, mereka membangun masjid di atas kuburannya, kemudian mereka membuat gambar orang shalih tersebut di dalam masjid yang dibangun. Mereka itu adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 427 , 434 , 1341 , 3878 dan Muslim no. 528) 2. Gambar-gambar itu menandingi ciptaan Allah. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke rumahku. Ketika itu aku menutup rakku dengan kain tipis yang bergambar. Maka ketika beliau melihatnya, beliau merobeknya dan wajah beliau pun berubah (marah). Beliau bersabda: ُّدَشَأ ِساَّنلا اًباَذَع َمْوَي ِةَماَيِقلا َنْيِذَّلا َنْوُهاَضُي ِقْلَخِب ِهللا “Manusia yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5954) 3. Gambar-gambar itu membuat fitnah Majalah yang ada saat ini terkadang mendatangkan fitnah bagi seorang laki-laki apabila ia melihat gambar wanita-wanita telanjang di dalamnya, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: اَم ُتْكَرَت ْمُكْيِف ْيِدْعَب ًةَنْتِف َّرَضَأ ىَلَع ِلُجَّرلا َنِم ِءاَسِّنلا “Tidaklah aku tinggalkan di antara kalian sepeninggalku nanti fitnah yang lebih berbahaya bagi laki- laki daripada fitnahnyawanita.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740) Demikian pula bila laki-laki melihat wanita di televisi, internet, atau melalui handphone yang dapat mengirimkan gambar, ataupun media lainnya yang disiapkan oleh musuh- musuh Islam untuk menebarkan fitnah di kalangan kaum muslimin agar berpaling dari agama mereka. Karena memang setiap kali manusia bosan terhadap sebuah piranti teknologi, maka musuh-musuh Islam ini mendatangkan alat lain yang lebih canggih. Oleh sebab itulah gambar yang tersebar di media cetak, audio visual, dan alat-alat mutakhir lainnya, diharamkan. Yang dikecualikan dari pengharaman gambar ini hanyalah permainan boneka anak kecil yang terbuat dari kain perca dan kapas, sebagaimana permainan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berupa seekor kuda bersayap. Adapun yang terbuat dari plastik, maka tidak termasuk dalam kebolehan tersebut. (Dinukil secara ringkas dari Hukmu Tashwiir Dzawaatil Arwah) Adapun bila gambar itu tidak memiliki kepala, maka bukan termasuk makhluk hidup, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mendapatkan gambar atau patung makhluk hidup, beliau memotong kepalanya. (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya (8 /90) , Abu Dawud dalam Sunan- nya (11 /213) , dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Hukmu Tashwiir Dzawaatil Arwah, hal. 52) Selain itu, Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga meriwayatkan: َّنَأ َلْيِرْبِج ِهْيَلَع ُمَالَّسلا َءاَج َمَّلَسَف ىَلَع ِّيِبَّنلا َّىلَص ُهللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َفَرَعَف ُهَتْوَص َلاَقَف : ْلُخْدُا. َلاَقَف: َّنِإ يِف ِتْيَبلا اًرْتِس يِف ِطِئاَحلا ِهْيِف ُلْيِثاَمَت اوُعَطْقاَف اَهَسْوُئُر اْوُلَعْجاَف اًطاَسِب ْوَأ َدِئاَسَو اَهْأَطْوَأَف اَّنِإَف َال ُلُخْدَن اًتْيَب ِهْيِف َُلْيِثاَمَت Jibril ‘alaihis salam datang, lalu mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Nabi mengenali suaranya. Beliau berkata, “Masuklah.” Jibril menjawab, “ Sesungguhnya di dalam rumah ini ada satir (penutup) tembok yang bergambar makhluk hidup, maka potonglah kepalanya , lalu jadikan kain satir itu hamparan atau bantal untuk diinjak, karena kami tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar makhluk hidup.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 8065. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Ash-Shahihul Musnad (2 /346) berkata: ‘Hadits ini shahih dan rijalnya rijal shahih.’) Dalam hadits di atas terdapat dalil di mana gambar-gambar yang dihinakan harus telah dipotong kepalanya hingga menyerupai pohon. Juga kita dapatkan dalil lain yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam menolak untuk masuk ke rumah ‘Aisyah radhiallahu ‘anha ketika beliau melihat di dalamnya ada dua bantal bergambar makhluk hidup, hingga beliau menyobek gambar tersebut. (Hukmu Tashwiir Dzawaatil Arwah, catatan kaki hal. 53) Demikianlah pada akhirnya, diakui ataupun tidak, nampaklah bagi setiap orang yang menyimak ucapan dua ulama di atas tentang keberadaan majalah yang banyak tersebar di tangan kaum muslimin sekarang ini. Apa pun dalih bagi kalangan yang menentangnya, namun sesungguhnya kebenaran itu tidak akan sirna selamanya.

BLOG SAHABATKU B*C



HADITS SHAHIH
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِى بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ « لاَ ». قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لاَ وَلَكِنْ تَصَافَحُوا
Dari Anas bin Malik, Kami bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, apakah sebagian kami boleh membungkukkan badan kepada orang yang dia temui?”. Rasulullah bersabda, “Tidak boleh”. Kami bertanya lagi, “Apakah kami boleh berpelukan jika saling bertemu?”. Nabi bersabda, “Tidak boleh. Yang benar hendaknya kalian saling berjabat tangan” (HR Ibnu Majah no 3702 dan dinilai hasan oleh al Albani).

HITAM DI DAHI PERLU DI WASPADAI
SELAMAT ULANG TAHUN
14 SUMBER BEBERAPA MACAM PENYAKIT
DUA AYAT DI MALAM HARI
TAMBAHAN LAFAD SAYYIDINA
SHALAT YG PALING BERAT DI ANTARA 5 WAKTU
CARA SHALAT BAB BACAAN TASYAHUD AKHIR
LARANGAN MENCACI WAKTU/MASA
UNTUK PARA SUAMI
KESALAHAN KESALAHAN PADA SHALAT JUMA'T
DAHSYAT NYA SURAH AL-IKHLAS
TATA CARA BERDO'A SESUAI TUNTUNAN
PELIHARA JENGGOT ADALAH PERINTAH
BERBAGI CINTA DAN ILMU UNTUK KITA DAN SAHABAT
Terbentuknya Jagat Raya Menurut Pandangan Al-Quran